Maskapai nasional Singapura, Singapore Airlines, merilis music branding atau sonic branding tahun 2021. Nantinya, music branding yang terdiri dari tiga jingle tersebut akan diputar saat landing, boarding, di lounge, on board, customer center, serta di seluruh platform periklanan maskapai.
Baca juga: Inilah 13 Video Iklan Maskapai Terbaik Sepanjang Masa, Nomor 11 Paling Hot!
Menariknya, jingle terbaru Singapore Airlines itu terinspirasi dari kemewahan motif batik. Entah kebanggan atau sebuah pelecut semangat untuk flag carrier nasional, Garuda Indonesia, serta segenap anak bangsa dalam memaksimalkan batik. Yang pasti, faktanya maskapai nasional negeri tentangga itu berhasil membuat jingle mewah yang salah satunya terinspirasi dari batik yang dikenakan pramugarinya.
Dilansir thedrum.com, Singapore Airlines menggandeng agensi music branding kenamaan dunia, DLMDD, dan menghasilkan branding musik baru berjudul “The Sound of Singapore Airlines”. Music branding tersebut terdiri dari tiga jingle atau tiga lagu instrumental 10 menit, yaitu “Landing Music”, “Boarding Music”, dan “Lounge Music”.
Sesuai namanya, ketiga itu akan selalu diputar di pesawat selama boarding, mendarat, di lounge, dan seluruh platform media periklanan maskapai.
Menurut Max De Lucia, pendiri dan direktur klien DLMDD, proses pembuatan sonic identity baru Singapore Airlines tidaklah mudah.
Sebelum mulai dikerjakan, maskapai meminta kepadanya bagaimana caranya agar lagu tersebut bisa mengandung unsur visual maskapai, seperti motif batik Singapore Airlines yang khas, pelayanan, hiburan, hidangan maskapai, dan lain sebagainya.
Bisa dibilang, “The Sound of Singapore Airlines” ialah hasil mengaudiokan seluruh visual tentang Singapore Airlines. “Bagaimana kita menerjemahkan dunia visual SIA dan Motif Batik ke dalam dunia bunyi?” ujar Max.
Disebutkan, proses pembuatan sonic branding Singapore Airlines dimulai dengan membuat Instrumen Batik yang dimotori Dominic Murcott dan didukung oleh Rohan De Livera. Keduanya adalah komposer kenamaan di dunia.
Dari tangan keduanya menghasilkan ‘Symphony of Flowers’ yang terinspirasi dari motif batik Singapore Airlines yang baru serta mencerminkan motif batik asli dari sarong kebaya yang biasa dikenakan pramugari. Tak hanya itu, ‘Symphony of Flowers’ juga merupakan wujud dari negara Singapura yang digadang menjadi kota teraman.
“Jika (motif) bunga (pada batik maskapai) dapat berbicara, bagaimana suaranya? Di sinilah letak masalahnya. Jadi, bagaimana motif batik ini dapat menginspirasi dan dinikmati penumpang sebagai sebuah pengalaman baru,” jelas Dominic Murcott.
Hasil karya tersebut kemudian dijadikan sebuah karya yang utuh oleh orkestra kelas dunia, live in Budapest, untuk dinikmati oleh penumpang Singapore Airlines khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.
Senior Vice President Customer Experience Singapore Airlines, Yeoh Phee Teik, mengatakan, inovasi ini merupakan sebuah keharusan untuk mendapat sebuah brand images yang bagus di pasaran.
Baca juga: Dear Bunda, Singapore Airlines Jual Seragam Pramugari Buat Anak-anak, Loh! Segini Harganya
“Inovasi terjadi saat kita mengubah brand experience maskapai agar menjadi lebih baik. Kami membuat sesuatu yang inspiratif melalui motif batik Singapore Airlines beradasarkan seragam ikonik Sarong Kebaya,” jelasnya.
“Bagaimana jadinya jika kita menggunakan ini (motif batik baru maskapai) untuk menginspirasi dan mengeksplore dunia musik (sonic identity)?” tutupnya.