Monday, November 25, 2024
HomeAnalisa AngkutanHari Ini dalam Sejarah, Sukhoi Superjet 100 Terbang Perdana: Jadi Pesawat Komersial...

Hari Ini dalam Sejarah, Sukhoi Superjet 100 Terbang Perdana: Jadi Pesawat Komersial Pertama Rusia Pasca Uni Soviet

Pada hari ini, 14 tahun lalu, bertepatan dengan 19 Mei 2008, pesawat Sukhoi Superjet 100 atau SSJ100 sukses terbang perdana, menjadikannya sebagai pesawat komersial pertama Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet. Ketika itu, 800 pesawat ditargetkan terjual di seluruh dunia. Nyatanya, hingga Mei 2019 lalu, hanya 162 unit SSJ100 yang telah diproduksi untuk empat maskapai.

Baca juga: Kena Embargo Mesin dari Perancis, Sukhoi Superjet 100 Rusia Terancam Di-Grounded

Dilansir Airwaysmag.com, ide membangun pesawat komersial pertama Rusia pasca Uni Soviet tumbang muncul pada bulan Mei 2000. Pada tahun 2001, Jet Regional Rusia (RRJ) pun diriset di pasar Rusia. Hasilnya, Sukhoi menemukan kebutuhan pesawat dengan jangkauan antara 3.000 – 4.500 km yang lebih besar dari jet regional ketika itu.

Awalnya, tiga model direncanakan; RRJ60, RRJ75, dan RRJ95, masing-masing dengan 60, 78, dan 98 kursi dengan konfigurasi lima sejajar atau 3-2 (five abreast). Sukhoi optimis, proyek ini bakal sukses dengan total penjualan sebanyak 800 pesawat dimana 250-300 unit pesanan di antaranya datang dari Rusia dan negara Federasi Rusia.

Setahun setelahnya, Sukhoi menginvestasikan sekitar US$63,5 juta dalam program tersebut untuk pembangunan empat mesin yang direncanakan, mulai dari mesin Pratt & Whitney PW800, Rolls-Royce BR710, General Electric CF34-8, dan Snecma/NPO Saturn SaM146 produksi dalam negeri.

Pada Juli di tahun yang sama, BR710 dan CF34-8 dihapus dari proyek RRJ60, RRJ75, dan RRJ95 hingga menyisakan dua lainnya. PW800 akhirnya juga dihapus Sukhoi dengan alasan memiliki risiko teknis dan menyisakan SaM146 buatan asli Rusia.

Meski mesin menggunakan asli buatan Rusia, komponen lainnya tetap bergantung pada Barat, seperti avionik dari Thales Perancis, landing gear dari Messier-Bugatti-Dowty atau biasa disebut Safran dari Perancis, APU dari perusahaan Amerika Serikat (AS) Honeywell, flight control dari Liebherr Jerman, sistem bahan bakar pesawat dari Intertechnique Perancis, sistem hidrolik dari AS, dan interior dari B/E Aerospace AS.

Demi memastikan program RRJ60, RRJ75, dan RRJ95 memenuhi spesifikasi Barat, Sukhoi mengadakan diskusi dengan Air France dan aliansi SkyTeam. Pada tahun 2004, Sukhoi resmi mengajukan sertifikasi ke EASA.

Berjalan waktu, Sukhoi dan mitra Rusianya terus mengebut pengembangan dan pembangunan mesin SaM146 dan pada 21 Februari 2008 itu mulai diuji untuk pertama kalinya. Gromov Flight Research Intitute, yang ditunjuk melakukan tes, menggunakan Ilyushin Il-76LL sebagai flying testbed. Uji coba ini dilaporkan sukses dengan beberapa penyempurnaan.

Februari 2005, pabrik Komsomolsk-on-Amur (KXK) dipilih menjadi tempat perakitan akhir SSJ100. Bersamaan dengan ini, Sukhoi juga mereview produksi RRJ60 dan RRJ75 serta lebih memprioritaskan RRJ95. Tipe ini diharapkan bisa bersaing dengan Bombardier CRJ1000 dan Embraer E190 yang sama-sama menggunakan konfigurasi 3-2. Dari dalam negeri, pesaing terdekat ialah Antonov An-148.

Pada momen perhelatan Farnborough Air Show di bulan Juli 2005, RRJ95 berganti nama menjadi Sukhoi Superjet 100 atau disebut juga SSJ10 (SJ100). Pesanan pertama datang dari Seroflot pada 7 Desember 2005 sebanyak 30 unit.

Pada tahun 2007, tepatnya tanggal 28 Januari, SSJ100 pertama diangkut dari KXK ke Zhukovsky, Oblast Moskow, dengan Antonov An-124 untuk menjalani uji darat oleh Central Aerohydrodinamic Institute (TsAGI).

Di bulan Juni 2007, Boeing memberikan bantuan teknis berupa flight and maintenance crew instruction and manuals, serta manajemen dan suplai suku cadang.

Baca juga: Sukhoi Modifikasi SJ100 Jadi Jet Pribadi, Gegara Tak Laku?

22 Agustus 2007, Sukhoi dan Alenia Aeronautica membentuk usaha patungan SuperJet Internasional untuk menyediakan layanan pelanggan di luar Rusia dan Asia. Pada tanggal 19 Mei 2008, Sukhoi Superjet 100 atau SSJ100 akhirnya terbang perdana dari KXK dan diharapkan menjadi tonggak baru perkembangan industri dirgantara Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet.

Setelah bertahun-tahun, nyatanya Sukhoi Superjet 100 tidak begitu menjual. Hingga Mei 2019 lalu, hanya 162 unit SSJ100 atau SJ100 yang telah diproduksi untuk empat maskapai.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru