Tepat hari ini, sembilan tahun lalu, telah terjadi mubibah besar dalam jagad kapal ferry dunia, yaitu MV Rabaul Queen bermuatan 500-an penumpang tenggelam di Papua Nugini. Dari insiden itu lebih dari 200 penumpang selamat dan korban lainnya tewas. Kapal ini sebelum tenggelam berangkat dari Kimbe di Pulau New Britania ke Pulau Lae.
Baca juga: Tragedi Kapal Ferry Nankai Maru, Tenggelam Tanpa Sebab Pasti dan Tewaskan 167 Orang
Namun pada dini hari 2 Februari 2012 kapal terbalik karena kondisi Laut Salomon yang tak bersahabat. KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, saat itu kapal dihantam oleh tiga gelombang besar dan sekitar empat jam kemudian atau pukul 06.00 waktu setempat MV Rabaul Queen tenggelam 16 km dari Finschhafen.
Tak lama MV Rabaul Queen tenggelam, Papua Nugini dan Australia membentuk tim penyelamatan bersama. Dari penyelamatan ini banyak korban yang diselamatkan oleh enam kapal dagang yang diberitahukan oleh Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) bahwa kapal ferry Rabaul menghilang dari sistem pelacakan satelit.
Tak hanya itu, tujuh pesawat patroli Angkatan Udara Australia, tiga helikopter dan tujuh kapal terlibat dalam pencarian korban. Saat itu karena gelombang laut tengah tak bersahabat dan angin kencang mempersulit operasi pencarian dan penyelamatan.
Dari pencarian tersebut ditemukan 246 orang selamat dan pada tiga hari setelahnya atau 5 Februari 2012 sebanyak enam jasad korban ditemukan dan lebih dari seratus orang hilang. Dari kabar yang beredar ada 27 orang selamat berada di pulau tak berpenghuni, satu orang selamat lainnya langsung menghubungi keluarga dengan ponsel meski AMSA mengklaim pada 5 Februari setiap penumpang yang selamat pasti ditemukan.
Pada 10 Februari 2012, Radio Selandia Baru melaporkan bahwa jumlah orang yang diselamatkan telah dihitung ulang menjadi 237, dan jumlah orang yang hilang berdasarkan informasi baru dari kerabat mereka yang berada di dalam pesawat adalah 321.
Ini menunjukkan bahwa ada sekitar 558 orang berada di dalam kapal tersebut padahal izin angkut hanya 310. Sayangnya sampai pencarian dihentikan, daftar pasti manifestasi penumpang tidak jelas karena pencatatan yang buruk.
Sebuah Komisi Penyelidikan didirikan pada 10 Februari 2012, di bawah kepemimpinan Hakim Warwick Andrew. Komisi menghabiskan beberapa bulan untuk mendengarkan bukti dari para penyintas, penyelamat, ahli cuaca dan saksi lainnya. MV Rabaul Queen telah lulus survei tahunannya dan dianggap layak laut untuk operasi normal.
Namun, awak kapal ditemukan tidak bersertifikat dan tidak memenuhi syarat, termasuk petugas navigasi dan teknisi kapal, dan pemeriksaan latar belakang yang tidak memadai telah dilakukan sebelum perekrutan. Pemahaman kapten tentang stabilitas kapal “tidak benar” dan tidak cukup untuk menjadi komando sebuah kapal.
Dalam penyelidikan kapal ini, ketika insiden terjadi ditemukan kelebihan beban. Untuk diketahui, MV Rabaul Queen dibangun di Jepang pada tahun 1983, beroperasi dalam jarak pendek di negara itu. Kapal ferry tersebut dibawa ke Papua Nugini pada tahun 1998 dan melayani rute mingguan reguler antara Kimbe ibu kota West New Britain dan Lae, ibu kota dari provinsi daratan utama Morobe.