Pada hari ini, 74 tahun yang lalu, bertepatan dengan 3 Januari 1950, pesawat Boeing 377 Stratocruiser maskapai legendaris Pan American World Airways (Pan Am) untuk pertama kalinya terbang non-stop dari Tokyo, Jepang, ke Honolulu, Hawaii. Penerbangan berlangsung selama 11 jam 30 menit dari perkiraan awal 18 jam dengan transit untuk mengisi bahan bakar di Wake Island. Ini sebuah pencapaian luar biasa ketika itu.
Baca juga: Boeing 377 Stratocruiser, Pesawat dengan Kabin Bertekanan Pertama di Dunia
Di awal kemunculannya, Boeing 377 Stratocruiser sangat menyita perhatian dunia sebelum kemunculan pesawat Boeing lainnya, Boeing 707, sekalipun terdapat minus dari empat mesin radial Pratt & Whitney Wasp Major 28 silinder dan baling-baling empat bilahnya.
Pesawat itu tercatat terbang perdana pada 8 Juli 1947. Pesawat ini lebih besar dari dua pesaingnya Douglas DC-6 dan Lockheed Constellation serta tentu saja lebih mahal untuk dibeli dan dioperasikan maskapai.
Tetapi, Boeing 377 Stratocruiser memiliki kapasitas penumpang lebih banyak dan kelas kursi yang lebih beragam berkat konfigurasi double decker.
Dalam sejarahnya, Boeing 377 Stratocruiser versi penumpang hanya diproduksi sebanyak 55 unit dan pembelian terbesar datang dari Pan Am. Pada 29 November 1945, Pan Am sepakat membeli 20 pesawat Stratocruiser dengan nilai investasi mencapai US$24,5 juta (setara US$322 juta atau Rp5 triliun).
Dilansir panam.org, sebelum terbang dari Tokyo ke Honolulu, Pan Am lebih dahulu terbang dari San Francisco ke Honolulu pada tahun 1949. Di masa itu, penerbangan transpasifik tidak mudah dilalui. Ini menjadi tantangan dan di akhir tahun 1949, Pan Am mempelopori penerbangan transatlantik dari New York ke London menggunakan Boeing 377 Stratocruiser.
Di akhir dekade 40 sampai dekade 50an, penerbangan jarak jauh dengan ketinggian maksimal cukup menantang dengan adanya jetstream. Tak seperti sekarang, ilmu tentang angin, cuaca dan turunannya termasuk teknologi di pesawat sangat terbatas. Belum lagi ada fenomena global river atau sungai udara yang mengelilingi bumi yang juga harus dijawab oleh ilmuan.
Di tengah teka-teki tentang sederet fenomena di udara, Pan Am mempelopori penerbangan non-stop perdana dari Tokyo ke Honolulu.
Baca juga: Inilah 11 Perbedaan Maskapai Penerbangan Era 70-an dengan Sekarang
Disebutkan, pesawat terbang di ketinggian 25 ribu kaki dengan waktu perjalanan 11 jam 30 menit dari perkiraan awal selama 18 jam dan transit di Wake Island. Ini terjadi berkat bantuan tailwind jetstream yang selam musim dingin bergerak dari utara ke selatan dan pada akhirnya membuat Boeing 377 Stratocruiser lebih cepat sampai dari perkiraan awal.
Ketika itu, tak ada informasi berapa banyak penumpang yang dibawa pesawat. Namun demikian, pesawat yang dipiloti oleh Capt. Logan D. Scotts itu mampu menampung 100 penumpang, dimana 14 penumpang di dek bawah dan sisanya di dek atas dengan beragam konfigurasi.