Monday, November 25, 2024
HomeAnalisa AngkutanHari Ini, 60 Tahun Lalu, Ilyushin Il-62 Terbang Perdana dan Jadi Pesawat...

Hari Ini, 60 Tahun Lalu, Ilyushin Il-62 Terbang Perdana dan Jadi Pesawat Terbesar di Dunia

Pada hari ini, 60 tahun yang lalu, bertepatan dengan 3 Januari 1963, pesawat Ilyushin Il-62 sukses terbang perdana. Ini menjadi kebanggan tersendiri bagi Uni Soviet yang ketika itu tengah terlibat Perang Dingin dengan Amerika Serikat (AS). Selain itu, kebanggan lainnya juga karena Ilyushin Il-62 menjadi penantang kuat Vickers VC10, yang  ketika itu menjadi satu-satunya pesawat dengan empat mesin yang dipasang di bagian belakang pesawat di bawah T-tail.

Baca juga: Selain Antonov An-225 Mriya, Ilyushin Il-62 Pernah Jadi Pesawat Terbesar di Dunia Buatan Soviet

Dilansir dari berbagai sumber, sejak didapuk menggantikan pesawat Tupolev Tu-114 -yang di masanya menjadi pesawat turboprop terbesar, tercepat, dan jangkauan terjauh di dunia- oleh Mantan Perdana Menteri Uni Soviet, para stakeholder dan pihak terkait bergerak cepat.

Mula-mula, Biro Desain Kuznetsov menyanggupi pengembangan mesin jet terbaru, NK-8 turbofan, yang kelak akan digunakan Ilyushin Il-62. Mesin ini dinilai tangguh dan mampu mengangkut sekitar 165 penumpang dalam konfigurasi kelas ekonomi sejauh 4.500 km atau 100 penumpang sejauh 6.700 km.

Pada akhirnya, opsi pertamalah (165 penumpang) yang diambil, lebih sedikit dibanding pesaingnya dari AS, Boeing 707, sebanyak 183 penumpang. Kendati begitu, dari segi panjang pesawat, tak ada yang bisa menandingi Il-62.

Proses pengembangan Ilyushin Il-62 bisa dibilang tak terlalu lama. Itu dimulai sejak Februari 1960 atau sekitar tiga tahun sampai penerbangan pertama. Di masanya, pengembangan pesawat jet empat mesin sedang gencar-gencarnya usai kemunculan pesawat jet komersial pertama di dunia, De Havilland Comet.

Namun Ilyushin Il-62 berbeda. Pesawat ini mampu terbang sejauh 4.500 km saat terisi penuh dan 6.700 km saat diisi oleh sekitar 100 penumpang, didukung oleh empat mesin jet lokal, Kuznetsov NK-8-4. Ilyushin kemudian mengganti mesin tersebut menjadi Soloviev D-30KU yang lebih senyap dan tentu saja buatan lokal.

Bukan range, empat mesin, mesin yang lebih halus, dan kapasitas penumpang yang menjadi pembeda pesawat jet terbesar di dunia tersebut dibanding pesawat kompetitor, melainkan peletakan mesinnya yang unik.

Mesin Ilyushin Il-62 terletak di bagian belakang badan pesawat layaknya pesawat trijet. Bila pesawat trijet seperti Boeing 727, Yakolev Yak-42, dan berbagai pesawat lainnya, satu di kanan dan kiri belakang badan pesawat dan satu lainnya di horizontal stabilizer, Ilyushin Il-62 meletakkan kedua mesinnya di bagian kanan dan kiri bagian belakang pesawat.

Tak cukup sampai di situ, mesin juga dibungkus oleh nacelle sambung atau nacelle ganda. Ini sebetulnya bukan barang baru mengingat De Havilland Comet sudah mengaplikasikannya lebih dahulu. Namun, pada poin peletakan mesin di bagian belakang badan pesawat sangat jarang kala itu, sebut saja kompetitor seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8.

Menariknya, kompetitor asal Inggris, Vickers VC10, justru menerapkan konsep peletakan mesin yang sama dengan Ilyushin Il-62. Sampai di sini, sempat adanya gonjang-ganjing kemungkinan sadur-menyadur satu sama lain.

Meski demikian tak ada temuan apapun terkait spionase dan sejenisnya. Dengan kata lain, masing-masing memiliki konsep tersendiri sekalipun mirip-mirip. Lagipula, Vickers VC10 tidak menggunakan nacelle ganda sebagaimana Il-62.\

Baca juga: Ilyushin Il-18 Coot. Pesawat Pertama Aeroflot yang Melayani Penerbangan Moskow – Jakarta

Sejak terbang perdana, Il-62 baru memasuki tahun layanan empat tahun setengah setelahnya, yaitu pada September 1967. Ketika itu, Aeroflot mengoperasikan pesawat untuk rute Moskow – Montréal. Enam tahun kemudian, varian Il-62M dengan berbagai peningkatan berhasil memasuki layanan komersial.

Saat ini, pesawat jet terbesar di dunia itu, dari 292 yang diproduksi, 10 di antaranya masih aktif beroperasi bersama Rada Airlines, maskapai nasional Korea Utara Air Koryo, Unit Penerbangan ke-223 Angkatan Udara Rusia.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru