Pada hari ini, 48 tahun lalu, bertepatan dengan 8 September 1974, Boeing 707-331B dengan nomor registrasi N8734 Trans World Airlines (TWA) flight 841 dilaporkan meledak di udara dalam perjalanan menuju Roma.
Baca juga: Lontarkan Lelucon Soal Bom, Penumpang British Airways Dikeluarkan dari Pesawat
Sejurus kemudian, Organisasi Pemuda Palestina mengaku menjadi dalang di balik kecelakaan pesawat rute Tel Aviv-New York via Athena dan Roma tersebut. Informasi adanya agen intelijen Mossad Israel di pesawat menjadi alasan aksi pengeboman berujung 88 orang tewas (kru dan penumpang) ini.
Dilansir The New York Times, tak lama setelah TWA flight 841 rute Tel Aviv-New York jatuh di Laut Ionia, 378 km sebelah Barat Athena, juru bicara perusahaan mengungkap bahwa pesawat jatuh akibat kerusakan mesin. Namun, info tersebut segera dibantah oleh otoritas penerbangan Yunani.
“Yang kami tahu adalah bahwa laporan terakhir dari pilot mengatakan dia berada di ketinggian 26.000 kaki dan akan mencapai ketinggian 28.000 kaki saat dia hendak meninggalkan wilayah udara Yunani,” kata seorang juru bicara. Artinya, pilot sama sekali tak menginformasikan bahwa mereka mengalami kerusakan mesin sebagaimana klaim pihak TWA.
Kesaksian dari otoritas penerbangan Yunani kemudian dibantah kembali oleh TWA. Melalui perwakilan TWA Roma, Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Corfu, 160 km sebelah Utara lokasi kecelakaan, disebut sempat berkomunikasi dengan pilot dan mendapat informasi bahwa TWA flight 841 mengalami kerusakan mesin. Karenanya, otoritas bandara menyiapkan banyak armada pemadam kebakaran sebagai bentuk persiapan pendaratan darurat pesawat. Hal itu menunjukkan adanya komunikasi dengan pilot flight 841.
Sekali lagi, pembelaan dari pihak TWA kemudian mentah dengan kesaksian dari pilot Pan Am Flight 110 (sumber lain menyebutkan pesawat Alitalia) yang tengah melintas tak jauh dari lokasi. Dengan mata kepala sendiri, mereka menyaksikan bahwa TWA flight 841 jelas terlihat stall diikuti dengan mesin terbakar, meledak, dan terpisah dari pesawat, sebelum terjun bebas dengan kecepatan tinggi ke Laut Ionia.
Keesokan harinya, seseorang yang mengaku mewakili Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), menyebut salah satu anggota mereka -warga Chili keturunan Palestina- telah meledakkan diri di pesawat. Aksi tersebut dilakukan sebagai respon dari tindakan sewenang-wenang Israel terhadap Palestina. Selain itu, aksi pengeboman pesawat TWA flight 841 juga didorong adanya agen intelijen Mossad Israel dalam penerbangan tersebut.
Dari data penumpang yang terdeteksi, diketahui memang ada dua warga Israel, bersama 17 orang Amerika, 13 warga Jepang, empat Italia, empat Perancis, tiga India, dua Iran, dua Sri Lanka, satu Australia, dan satu Kanada. Adapun sisanya tak dapat teridentifikasi.
Baca juga: Akibat Ancaman Bom Palsu, Pesawat Scoot Dikuntit F-15SG dan Tunda Penerbangan Ke Thailand
Pengakuan PLO tersebut kemudian didukung oleh temuan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB). Setelah melakukan penyelidikan secara mendalam, NTSB percaya bahwa TWA flight 841 jatuh di Laut Ionia akibat bom yang disembunyikan di ruang kargo pesawat.
Lama tak terdengar, tiba-tiba kasus TWA flight 841 kembali muncul ke permukaan pada Januari 2009. Associated Press melaporkan bahwa hasil investigasi mengarah pada Khalid Duhham Al-Jawary sebagai dalang di balik pemboman pesawat TWA flight 841; yang juga aktor di balik pemboman Kota New York pada 1973.