Pada hari ini, 46 tahun lalu, bertepatan dengan 15 September 1974, seorang prajurit tentara Vietnam Selatan, Le Duc Tan, yang kesal karena pangkatnya diturunkan dari kapten menjadi letnan, nekat membajak pesawat Air Vietnam flight 706. Dari tiga versi, salah satunya menyebut, pembajakan akhirnya berakhir nahas setelah dua granat yang dibawa Tan meledak, diikuti jatuhnya pesawat dan menewaskan 75 orang (penumpang dan awak).
Baca juga: Hari Ini, 46 Tahun Lalu, TWA Flight 841 Dibom Pemuda Palestina Gegara Intel Israel
Laporan The New York Times, mengutip siaran dari radio lokal Governmentrun, peristiwa bermula saat Air Vietnam dengan nomor penerbangan 706 berangkat dari Bandara Da Nang pada pukul 10:05 pagi menuju Bandara Tân Sơn Nhất, Saigon, Vietnam Selatan.
Selang 36 menit kemudian, Tan, yang mengenakan seragam penerjun payung, dilaporkan coba mendobrak paksa pintu kokpit. Ketika itu, berdasarkan sebuah versi, Tan dikabarkan berhasil masuk ke kokpit dan memaksa pilot menurutinya. Hanya saja, sang pilot, Kolonel Nguyen Thanh Lich, meminta agar pesawat terlebih dahulu mengisi bahan bakar di Phan Rang sebelum terbang ke Hanoi, Vietnam Utara.
Menurut sumber lain, pilot membelot dan menerbangkan pesawat ke Phang Rang. Air Vietnam flight 706 kemudian mulai terbang rendah sebelum mencapai landasan, namun tiba-tiba berbelok ke kiri dan hilang kendali. Tak lama setelah itu, pesawat jatuh dari ketinggian 300 meter dan menewaskan semua orang yang ada di dalamnya.
Berdasarkan informasi dari sebuah sumber, pesawat Boeing 727 Air Vietnam dengan nomor penerbangan 706 tiba-tiba oleng ke kiri sebelum akhirnya jatuh akibat dua granat yang dibawa Tan -si pembajak anti komunis- meledak. Granat itu diledakkan Tan di dalam pesawat lantaran pilot tak mengikuti perintah Tan. Kabar lain yang beredar Tan menolak pendaratan tersebut, dan meminta pilot untuk terbang kembali. Namun pesawat sulit dikendalikan dan malah meluncur turun menghempas ke daratan.
Tan diduga berhasil lolos pemeriksaan di bandara dengan mengajak ngobrol petugas. Di samping itu, teknologi pemeriksaan di bandara juga belum secanggih saat ini, sehingga Tan dengan dua granatnya bisa lolos dengan mudah.
Sejauh ini penyebab pasti insiden itu masih belum jelas. Spekulasi kecelakaan muncul akibat aksi pembajakan oleh oknum prajurit yang kecewa lantaran pangkatnya diturunkan itu. Spekulasi terkait permintaan Tan agar diterbangkan menuju Hanoi, Vietnam Utara, juga masih menjadi pertanyaan.
Baca juga: Timeline Teknologi Body Scanner di Bandara, dari Isu Gender Hingga Cegah Corona
Ada yang menyebut bahwa Tan ingin pesawat dijadikan rudal atau drone Kamikaze untuk ditabrakkan ke basis pertahanan musuh yang kala itu dikuasai oleh rezim Vietnam pro komunis di bawah dukungan Uni Soviet. Sebagai informasi, saat kecelakaan terjadi, Vietnam memang tengah menjalani perang panjang atau yang sekarang dikenal sebagai Perang Vietnam, mulai 1 November 1955 – 30 April 1975.
Pembajakan Air Vietnam Flight 706 oleh oknum tentara Le Duc Tan bukanlah yang pertama kalinya terjadi di Vietnam. Sebelumnya, pada 20 Februari di tahun yang sama, seorang warga Vietnam berusia 19 tahun, tercatat pernah melakukan percobaan pembajakan DC-4 Air Vietnam dari Da Lat. Pembajak itu akhirnya tewas bunuh diri setelah membunuh dua tentara. Pada tahun 1972, seorang aktivis anti perang Vietnam Selatan, Nguyen Thai Binh, ditembak mati dalam percobaan pembajakan pesawat jumbo Boeing 747 Pan American setelah mendarat di Tan Son Nhut.