Pada hari ini, 43 tahun lalu, bertepatan dengan 18 April 1978, Vickers Viscount menjadi pesawat turboprop pertama yang beroperasi selama 25 tahun. Ini tentu tak mengherankan mengingat pesawat ini merupakan pesawat turboprop pertama di dunia. Saat pesawat beroperasi lebih lama, sudah pasti rekor demi rekor tercipta tanpa ada yang bisa menghalaunya.
Baca juga: Vickers Viscount, Pesawat Turboprop Pertama di Dunia
Dilansir baesystems.com, di era sebelum pesawat-pesawat Amerika Serikat dan Perancis mendominasi, Inggris memainkan peranan penting dalam percaturan industri penerbangan global di tahun 40-60an.
Pesawat jet komersial pertama dunia, de Havilland Comet, mungkin jadi salah satu bukti. Tak hanya itu, Inggris juga membuka jalan dimulainya era penerbangan turboprop -sebagai pengganti mesin piston yang berisik dan banyak getaran- melalui pengembangan pesawat turboprop pertama di dunia, Vickers Viscount.
Penerbangan perdana Vickers Viscount dimulai pada Juli 1948 melalui prototipe tipe 630. Saat itu, pesawat dengan nomor registrasi G-AHRF ini hanya diperbolehkan oleh Komite Brabazon -komite yang dibentuk oleh pemerintah Inggris pada tahun 1942 untuk menganalisis kebutuhan masa depan pasar pesawat sipil Inggris setelah Perang Dunia II- sebanyak 24 kursi.
Namun, setelah prototipe Vickers Viscount tipe 630 sukses terbang, kapasitasnya ditingkatkan menjadi 32 penumpang dengan panjang pesawat hingga 22 meter lebih.
Keberhasilan prototipe Vickers Viscount tipe 630 bersama mesin turboprop Rolls-Royce Dart pun mengundang perhatian dunia. Pasalnya, sebelum Vickers Viscount datang, umumnya pesawat masih menggunakan mesin piston yang tak ramah penumpang.
Walaupun masih butuh beberapa perbaikan, Vickers Viscount sebagai pesawat dengan mesin turboprop pertama di dunia kala itu digadang-gadang bakal menggantikan Douglas DC-3 yang dinilai usang.
Belum usai prototipe Vickers Viscount tipe 630 dengan mesin turboprop Rolls-Royce Dart, prototipe kedua Viscount tipe 663 dengan mesin jet Rolls-Royce Tay tak lama berselang siap mengudara.
Prototipe ini didapuk sebagai test-bed untuk mengembangkan pesawat Vickers Valiant dengan mesin jet. Maklum, saat itu, perlombaan pengembangan pesawat jet komersial pertama di dunia cukup ketat, dengan saingan terberat datang dari rekan se-negara, De Havilland.
Setelah berdiskusi dengan British European Airways (BEA) sebagai mitra utama Vickers-Armstrongs (pabrikan Vickers Viscount), varian turboprop akhirnya lebih diprioritaskan karena dinilai lebih menguntungkan. Maskapai Inggris itu pun akhirnya memesan 26 pesawat Vickers Viscount tipe 700, dengan penambahan 47 hingga 53 kursi, jauh lebih besar dari dua tipe sebelumnya.
Dalam rentang 1948 -1963, sebanyak 445 Vickers Viscount diproduksi. Dengan jumlah tersebut, Vickers Viscount menjadi pesawat pertama yang sukses dan menguntungkan setelah Perang Dunia II. Pelanggan terbesar tentu datang dari maskapai domestik sebanyak 77 unit. Sisanya, tersebar di 40 negara melalui lebih dari 60 operator. Umumnya, Eropa dan Amerika Utara masih menjadi pasar terbesar Vickers Viscount.
Baca juga: Kisah Keluarga Vickers, Pesawat Komuter Andalan Penerbangan Domestik Dekade 70-an, Punya Cerita Kelam di Indonesia!
Setelah 25 tahun mengudara, menjadi pesawat turboprop pertama di dunia yang melakukan hal itu, Vickers Viscount masih eksis beroperasi. Dari total 445 pesawat yang diproduksi, hampir seluruhnya masih menghiasi langit.
Barulah, memasuki tahun ke-61 atau pada Januari 2009 silam, pesawat Vicker Viscount terakhir dengan nomor registrasi 9Q-COD, akhirnya melakoni penerbangan terakhir bersama Global Airways di Republik Demokratik Kongo dan sejak saat itu, tak ada lagi pesawat turboprop pertama di dunia di langit dunia.