Hari ini, 42 tahun lalu, bertepatan dengan Senin, 25 September 1978, kecelakaan pesawat Pacific Southwest Airlines (PSA) flight 182 vs Cessna 172 Skyhawk terjadi akibat pilot kedua pesawat dan Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional San Diego ceroboh.
Dilansir independent.co.uk, insiden bermula saat Boeing 727-200 PSA dengan nomor registrasi N533PS terbang dari Sacramento ke San Diego via Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Cuaca sangat cerah saat itu, dengan visibilitas 16 km.
Dalam perjalanan ke San Diego, kru kokpit PSA, yang terdiri dari flight engineer, Martin Wahne dengan 10.800 jam terbang, co-pilot, Robert E. Fox dengan 10.000 jam terbang, James E. McFeron dengan 14.000 jam terbang, dan off-duty captain, Spencer Nelson dengan 28.000 jam terbang, diberitahu oleh approach controller ATC Lindbergh Field (nama lain Bandara San Diego) terkait keberadaan Cessna 172 Skyhawk di dekatnya.
Kala itu, Cessna 172 Skyhawk dengan nomor registrasi N7711G yang diawaki oleh instruktur, Martin Kazy Jr (32 tahun) dengan 5.137 jam terbang dan sersan Korps Marinir AS, David Boswell (35 tahun) yang tengah berlatih Instrument Landing System (ILS) dengan 400 jam terbang, terbang kembali setelah menyelesaikan ILS approach kedua menuju 070 Northeast, Minneapolis, Minnesota, AS, di bawah ketinggian 3.500 kaki dan jalur approach akhir vektor.
Dari data cockpit voicer recorder (CVR), pilot PSA mengaku sempat melihat Cessna beberapa saat setelah diberitahu oleh ATC. Sayangnya, tak lama berselang, pilot kehilangan pesawat tersebut. Namun demikian, ATC sudah menginformasikan adanya traffic arah jam 12, tiga mil dari 1700. Sebelum mengakhiri kontak, ATC mengingatkan agar pilot me-maintain visual separation terhadap Skyhawk.
40 detik sebelum terjadinya tabrakan, keempat orang yang berada di kokpit pun terlibat percakapan santai. Di antara percakapan itu, pilot menyebut kemungkinan posisi Skyhawk berada di belakang PSA flight 182. Padahal, saat itu, pesawat tersebut tepat berada di depan. Pesawat terus melaju dan landing gear dalam posisi on setelah ATC memberi clearance untuk mendarat di runway 27 Bandara San Diego.
Tak lama berselang, tabrakan pesawat PSA flight 182 vs Cessna 172 Skyhawk N7711G terjadi. Boeing 727-200 PSA berusia 10 tahun itu menghantam Skyhawk dengan sayap sebelah kanan pada pukul 09:01, beberapa saat setelah pilot berasumsi Cessna berada di belakang PSA. Pesawat kemudian oleng ke kanan dan jatuh di pemukiman warga. Akibat kejadian itu, 153 orang tewas; terdiri dari 128 penumpang dan 7 kru PSA, 2 kru Cessna, dan tujuh orang di darat.
Pasca investigasi dilakukan, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) menyimpulkan, pilot kedua pesawat dan ATC masing-masing ikut andil dalam kecelakaan tersebut. NTSB berpendapat bahwa kru PSA gagal mengikuti arahan ATC dengan baik, khususnya pada bagian me-maintain visual separation atau menjaga jarak visual terhadap Skyhawk. Sudah begitu, kru tak memberi info ke ATC bahwa mereka kehilang visual Skyhawk.
ATC juga salah akibat penggunaan visual separation procedure saat radar clearances tersedia. Kru Cessna 172 Skyhawk pun demikian. Kru tanpa alasan jelas tidak patuh mempertahankan pos timur-timur laut 070 setelah latihan ILS approach. Selain itu, kru Cessna juga tak memberitahu ATC soal perubahan jalur penerbangan mereka.
Baca juga: Hari Ini, 15 Tahun Lalu, Mandala Airlines Flight 091 Jatuh dan Menimpa Pemukiman Warga di Medan
Sebuah studi visibilitas yang dikutip dalam laporan NTSB menyimpulkan bahwa Cessna seharusnya dapat terlihat oleh kru PSA dari 170 hingga 90 detik sebelum tabrakan. Studi tersebut juga mengatakan bahwa pilot Cessna akan melihat sekitar 10 detik Boeing dari jendela pintu kiri sekitar 90 detik sebelum tabrakan. Namun, banyak faktor mengapa hal itu tak terjadi, salah satunya ukuran dan warna Cessna yang menyerupai atap rumah di sekitar kejadian.
Setelah sederet kecelakaan, termasuk kecelakaan ini, Traffic Collision Alert and Avoidance System (TCAS) akhirnya dipasang di semua pesawat penumpang dan sebagian pesawat kargo. TCAS berfungsi untuk memberikan peringatan visual dan suara kepada kru kokpit ketika dua pesawat saling mendekati satu sama lain dan mengarahkan kru untuk turun atau naik guna menghindari terjadinya tabrakan.