Pada hari ini, 33 tahun lalu, bertepatan dengan 15 November 1988, pesawat ulang-alik Buran milik Uni Soviet berhasil melakukan penerbangan orbital atau penerbangan ke luar angkasa pertama tanpa awak. Sebelum diluncurkan, Buran diuji secara ekstensif di atmosfer dengan pilot terlatih, namun, saat peluncuran perdana ke orbit justru dilakukan tanpa awak.
Baca juga: Rusia Bakal ‘Hidupkan Kembali’ Buran, Pesawat Ulang-Alik yang Jadi Kebanggaan di Era Perang Dingin
Dikutip dari airandspace.si.edu, ketertarikan Uni Soviet pada pesawat luar angkasa atau pesawat ulang-alik yang bisa digunakan kembali dimulai pada 1950-an. Tetapi, saat itu proyek mandek lantaran berbagai keterbatasan, utamanya dana dan teknologi.
Barulah pada tahun 1980-an, minat pada pesawat ulang-alik tersebut muncul kembali. Terlebih, ketika itu, Uni Soviet sedang terlibat Perang Dingin dengan Amerika Serikat (AS), dan mereka, melalui NASA, berhasil meluncurkan pesawat ulang-alik Columbia, menjadikannya wahana antariksa pertama yang dirancang agar dapat dipakai kembali, pada 14 April 1981.
Kala itu, pesawat ulang-alik yang juga dikenal sebagai NASA’s Space Shuttle atau Space Shuttle itu mampu mengangkut sekitar 24 ton muatan, membawa tujuh astronot, dan mengorbit selama 15-17 hari. Menurut Uni Soviet, itu tidak cukup.
Dari situlah timbul semangat berlipat-lipat. Satu karena musuh bebuyutan mereka sudah berhasil membuat pesawat ulang-alik yang bisa digunakan kembali. Lainnya karena Space Shuttle itu dianggap kurang canggih.
Setelah beberapa tahun, Uni Soviet melalui Badan Antariksa Rusia (Rocosmos), akhirnya bisa meluncurkan Buran, pesawat ulang-alik pertamanya yang bisa digunakan kembali pada 15 November 1988, sekitar tujuh tahun setelah pesawat ulang-alik AS meluncur.
Dengan roket Energia (pertama kali meluncur setahun sebelum Buran) yang mengangkut pesawat itu ke ruang angkasa, Buran berhasil menyelesaikan dua orbit di sekitar Bumi tanpa awak dan kembali ke lokasi peluncurannya.
Buran diklaim jauh lebih hebat dibanding pesawat ulang-alik NASA, dengan kemampuan mengangkut 30 ton kargo, mampu mengorbit dua kali lebih lama hingga 30 hari, serta mampu membawa 10 kosmonot (astronot). Lebih canggih lagi, Buran dapat terbang dan mendarat dalam mode otomatis, sesuatu yang tak dimiliki pesawat ulang-alik AS.
Meski berhasil kembali ke bumi, namum Buran tak sepenuhnya bisa langsung digunakan kembali untuk penerbangan luar angkasa berikutnya.
Baca juga: Hari ini, 35 Tahun Lalu, Pesawat Ulang Alik Challenger Meledak Setelah 73 Detik Meluncur
Badan pesawat dilaporkan penuh dengan retakan. Selain itu, mesinnya juga harus mendapat perbaikan besar. Pada akhirnya, Buran hanya menjadi kenangan; terlebih setelah hubungan AS-Soviet mencair. Usai pensiunnya Buran, misi luar angkasa Uni Soviet/Rusia digantikan dengan pesawat atau roket Soyuz.
Menariknya, Boris Yeltsin, presiden pertama Rusia yang terpilih secara demokratis, mempersembahkan model pesawat ruang angkasa Soviet Buran yang sudah diplot pensiun dan wahana peluncuran atau roket peluncur Energia ini kepada Smithsonian pada tahun 1992 untuk memperingati peluncuran pertama Energia pada tahun 1987 dan Buran pada tahun 1988.