Hari ini, 24 tahun lalu, bertepatan dengan Selasa, 29 September 1998, pesawat Antonov An-24RV Lion Air flight 602 ditembak jatuh oleh separatis Pasukan Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE) menggunakan rudal anti pesawat portabel atau man-portable air defence systems (MANPADS).
Akibat kejadian itu, 48 penumpang dan tujuh awak dipastikan tewas. Selain itu, semua penerbangan sipil antara Kolombo dan Jaffna juga ditangguhkan selama berbulan-bulan oleh Otoritas Penerbangan Sipil Sri Lanka.
Dikutip dari The Wall Street Journal, saat itu, langit terbilang cukup cerah. Pesawat juga lepas landas dari Bandara Internasional Jaffna pada pukul 13.30 dengan mulus tanpa ada tanda-tanda aneh apapun. 10 menit kemudian, pilot melapor ke ATC dengan menyebut “Tiba-tiba (pesawat) kehilangan tekanan (depresurisasi).” Tak lama kemudian, Lion Air flight 602 tujuan Bandara Ratmalana, Kolombo itu pun lenyap dari radar, tepat di lepas pantai Pulau Iranaitivu, Distrik Mannar, Sri Lanka.
Menurut sebuah laporan, sebulan sebelum kejadian, Lion Air disebut sudah diperingatkan oleh kelompok separatis LTTE agar tak melintasi langit wilayah kekuasannya. Sebab, maskapai tersebut diduga memuat militer Sri Lanka yang diduga bakal melakukan penyerangan terhadap mereka. Bila Lion Air masih juga membandel, LTTE tak akan segan untuk menembak jatuh pesawat.
Meskipun sempat tak bergeming dengan ultimatum itu, empat hari sebelum kejadian, Lion Air memutuskan untuk menutup kantornya di wilayah Jaffna. Sayangnya, hal itu tak diikuti di ranah penerbangan berjadwal hingga akhirnya pesawat sewaan dari perusahaan asal Belarusia, Gomelavia, Antonov An-24RV dengan nomor registrasi EW-46465 itu akhirnya ditembak jatuh.
Pasca kejadian tersebut, petugas tak serta merta langsung bergerak mencari pesawat berdasarkan pengamatan terakhir di radar. Sebab, wilayah yang diduga sebagai tempat jatuhnya pesawat dikuasai oleh kelompok separatis LTTE.
Setelah kelompok tersebut ditumpas habis oleh militer Sri Lanka pada pertengahan tahun 2009 lalu, barulah tim SAR mulai melakukan pencarian. Namun, pencarian tak kunjung membuahkan hasil. Pada Oktober 2012, Angkatan Laut Sri Lanka menemukan puing-puing yang diyakini sebagai bagian dari Antonov- An-24RV Lion Air flight 602 yang hilang, di dasar laut lepas pantai Pulau Iranaitivu. Informasi mengenai lokasi kecelakaan diperoleh dari eks kelomppok separatis LTTE yang ditangkap kepolisian Sri Langka usai melarikan diri ke luar negeri.
Setahun setelahnya atau hampir 15 tahun setelah kejadian, Angkatan Laut berhasil mengangkat puing-puing pesawat. Tak hanya itu, pakaian dan jasad dari 22 korban yang ditemukan dalam operasi penyelamatan juga berhasil.
Baca juga: Hari ini, 42 Tahun Lalu, Tabrakan PSA Flight 182 Vs Cessna 172 Terjadi Akibat Pilot dan ATC Ceroboh
Menariknya, dari hasil identifikasi, terdapat satu orang ‘penumpang’ yang masih hidup dan dalam keadaan sehat sentosa. Padahal, hampir dibilang mustahil ada penumpang selamat dalam insiden tersebut.
Gunamani Balasubramaniam, seorang warga Jaffna, diyakini termasuk di antara 48 penumpang pesawat Lion Air yang jatuh dirudal oleh LTTE pada 29 September 1998. Sebab, KTP miliknya ditemukan setelah puing-puing pesawat diangkat. Usut punya usut, KTP milik Gunamani ternyata memang tengah dititipkan ke salah satu penumpang Lion Air flight 602 untuk diberikan ke seseorang.