Tepat pada hari ini, 23 tahun yang lalu atau 4 September 2001, pesawat unik multirole dengan desain sayap tinggi (high wing) model gawang, Sukhoi Su-80, terbang perdana. Pesawat angkut bermesin ganda dengan kemampuan short take-off and landing (STOL) umumnya digunakan untuk angkutan kargo dan penumpang.
Baca juga: Kasihan, Sukhoi Superjet 100 Tak Terima Satupun Pesanan Tahun Ini
Pesawat yang dirancang dan dikembangkan bersama oleh Sukhoi Company (JSC) dan Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association (KnAAPO), Rusia, ini sebelumnya dikenal sebagai Sukhoi S-80 yang dipamerkan pertama kali pada Paris Air Show ke-38 tahun 1989 di Le Bourget; ajang yang juga diikuti oleh pesawat turboprop pertama di dunia dengan teknologi fly-by-wire besutan Indonesia, N250. Sukhoi S-80 kemudian lama tak muncul sampai tahun 2001 saat pesawat dipamerkan sebagai Sukhoi Su-80.
Pesawat ini dapat menampung dua awak (pilot dan co-pilot), 30 kursi, dan kargo seberat 3.300kg, cukup ideal untuk menjadi angkutan kargo sekaligus angkutan penumpang. Panjang dan tinggi kabin 7,75m dan 1,82m serta lebar maksimum kabin sebesar 2,17m dan lebar area mencapai 1,75m juga mendukung muatan kargo sebanyak dua kargo besar atau satu truk atau satu mesin jet pesawat.
Proses bongkar muat serta jalan masuk penumpang juga dimudahkan dengan desain ramp kargo sebesar 1,82 x 1,89 meter. Tak lupa, kabin juga dilengkapi dengan pintu keluar darurat dengan dimensi 1,27 x 7 meter untuk penumpang. Adapun tinggi dan lebar pesawat sendiri mencapai 2,3 dan 2,4 meter.
Dilansir aerospace-technology.com, Sukhoi Su-80 ditawarkan dalam tiga varian, Su-80GP, Su-80PT, dan Su-80TD.
Su-80GP sendiri merupakan pesawat kargo atau penumpang. Pesawat ini dapat dengan mudah dikonversi dari konfigurasi penumpang ke kargo dengan melengkapi jalur roller yang dapat dilepas ke dek kabin dan jalur kargo. Meskipun mudah dikonversi, namun, varian ini diklaim sangat menunjang kenyamanan penumpang.
Berbeda dengan Su-80GP, Su-80PT diplot sebagai pesawat patroli atau angkut yang digunakan untuk operasi perbatasan darat dan laut. Pesawat ini mampu mengirimkan data relevan berkualitas tinggi ke pangkalan data (baik sipil maupun militer), mendeteksi ancaman, dan menghancurkan penyusup.
Tak hanya itu, Su-80PT juga dapat melakukan pemantauan pipa minyak dan gas, pengukuran magnetometrik, dan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR). Untuk misi ini, sistem persenjataan pesawat umumnya diletakkan di sayap, dengan muatan bom, roket, senapan mesin, dan meriam ringan.
Adapun Su-80TD lebih ke pengangkut pasukan atau pesawat kargo yang dirancang untuk operasi militer, seperti latihan terjun, melakukan misi casualty evacuation (casevac)/medical evacuation (medevac), dan menjalankan misi khusus lainnya.
Avionik ketiga varian tersebut umumnya dilengkapi dengan air navigation and indication system, air signal system, kompas radio otomatis, sistem penginderaan ketinggian dan pengukur kecepatan radio, peralatan pengukur jarak, serta fitur avionik lainnya yang mampu menunjang operasi pesawat.
Baca juga: Lockheed VLST, Desain Pesawat Angkut Raksasa yang Tak Pernah Terwujud
Untuk urusan dapur pacu, pesawat Rusia itu masih mempercayakannya pada produsen luar, yakni dua General Electric CT7-9B turboprop, yang mampu membawa pesawat melesat 470 km per jam, jangkauan mencapai 1.300 km, serta ketinggian maksimum mencapai 8.000m.
Saat ini, Sukhoi Su-80 diproduksi sebanyak delapan unit di dunia. Di antaranya digunakan oleh militer Cina, Yordania, dan Korea Selatan. Sisanya datang dari dalam negeri, mulai dari Blagoveshchensk Airlines, ChukotAvia, Dalavia, Petropavlovsk-Kamchatski Aviation Enterprise, hingga Polar Airlines.