Pada hari ini, 13 tahun lalu, bertepatan dengan 5 Januari 2011, terjadi percobaan pembajakan pesawat Boeing 737–800 Turkish Airlines flight 1754. Pelaku pembajakan yang berasal dari etnis Kurdi coba masuk ke kokpit dan mengaku membawa bom serta meminta pesawat kembali ke Oslo, Norwegia, alih-alih mendarat di Istanbul. Beruntung, aksinya digagalkan penumpang asal Turki dan Norwegia.
Laporan CNN-Turk, pembajak yang berasal dari etnis Kurdi di wilayah Anatolia (Antalya), selatan Istanbul, bernama Yasar Cuma, awalnya tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Sejak pesawat berangkat dari Oslo, ia berlaku seperti kebanyakan penumpang, duduk dan mengikuti arahan pramugari/pramugara.
Satu jam jelang pendaratan atau sekira pukul 19.30 GMT, pria berusia 40 tahun itu mulai bangkit dari tempat duduk dan menuju kokpit sebelum memaksa masuk.
Tentu saja pilot tak menghiraukan hal tersebut dan melaporkannya ke ATC serta disambut dengan mempersiapkan pasukan keamanan di Istanbul. Terlebih, Cuma mengaku membawa bom. Ia berteriak di depan pintu kokpit dengan bahasa Turki agar pesawat kembali ke Oslo.
Mendengar ancaman bom dan percobaan pembajakan pesawat oleh Cuma, membuat 59 penumpang lainnya gelisah. Beberapa di antaranya coba bernegosiasi dan menenangkannya. Secepat kilat, beberapa penumpang pun melumpuhkan Cuma dan mengamankannya. Setelah diperiksa, tak ditemukan bom.\
Baca juga: Kenapa Pintu Kokpit Harus dalam Keadaan Terkunci dan Anti Peluru? Berikut Ulasannya
Pesawat akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Istanbul, Turki. Setelah seluruh penumpang turun, 20-30 polisi dilaporkan masuk ke kabin dan menangkap Cuma.
Setelah diinterogasi, polisi mengungkapkan bahwa Cuma memiliki masalah psikologis hingga berujung pada percobaan pembajakan. Ini juga didukung dengan tidak ditemukannya bom, senjata tajam, dan senjata api dalam menjalankan aksinya.
Meski begitu, menurut salah satu penumpang bernama Salim Tahar mengatakan kepada TV2 Nyhetskanalen Norwegia, penumpang tersebut tampak seperti teroris dengan memakai penutup wajah, topi, dan pakaian gelap.
“Kami berada 50 menit dari pendaratan ketika saya mendengar banyak suara di bagian belakang pesawat. Saya berbalik dan ada seseorang yang wajahnya tertutup, mengenakan topi dan memiliki pakaian gelap. Pada dasarnya, dia terlihat seperti seorang teroris,” jelasnya.
Baca juga: Pembajakan Pesawat Terlama di Dunia, 39 Hari Kelam Bagi Penumpang El Al Flight 426
“Beberapa penumpang membuat tanda salib, yang lain berdoa. Orang-orang sangat gugup,” tambahnya.
“Di bandara saat penumpang bergegas turun dari pesawat antara 20 dan 30 polisi masuk dan menangkap Cuma,” tutupnya.