Sebuah bangunan kecil yang berada di jalur selatan kereta api, Leuwogoong kini makin ramai dengan penumpang yang naik dan turun kereta api. Tak hanya itu saja, bangunan yang sejak dulunya merupakan halte ini digadang-gadang menjadi lokasi yang paling dekat dengan jalan raya alternatif yang menghubungkan antara Garut dengan Tasikmalaya.
Halte Leuwigoong merupakan halte kereta api yang terletak di Sindangsari, Leuwigoong, Terletak pada ketinggian +617 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Halte kecil ini hanya buka pada saat melayani kedatangan dan keberangkatan para penumpang Commuter Line Garut saja.
Halte Leuwigoong terletak di antara Stasiun Karang Sari dan Stasiun Cibatu. Serta bagian dari jalur eksotis Priangan timur. Keberadaan Halte Leuwigoong kini menjadi sangat vital untuk menunjang aktivitas warga.
Ini memang sangat layak disebut halte, pasalnya jalur kereta api yang berada di Leuwigoong hanya memiliki satu jalur saja. Praktis Kereta Lokal yang berhenti disini hanya sebentar. Karena Halte Leuwigoong tak memiliki petugas PPKA maupun persinyalan dan wesel. Namun siapa sangka halte kecil ini bukan merupakan bangunan dan ternyata memiliki sejarah yang panjang.
Halte Leuwigoong dibangun pada tahun 1887 sebagai bagian jalur Cicalengka-Garut, termasuk dalam master plan Staatspoorwegen (SS). Uniknya justru bangunan ini tetap dinamakan halte meski bangunan sudah ada kemajuan dengan menambahkan beberapa fasilitas, yaitu bangunan tambahan berupa toilet yang berada disebelah barat halte. Disini kereta api yang dilayani Halte Leuwigoong hanyalah Commuter Line Garut. Sejak eranya KA Elok (Ekonomi Lokal) Cibatu, perannya hingga kini tetap sama dengan rute Garut-Padalarang hingga Purwakarta pp.
Saksi Biksu dari Kisah Mat Peci
Ada catatan sejarah ditembaknya begal terkenal, Mat Peci oleh petugas keamanan pada tahun 1978, sejarah stasiun kereta api. Kini puluhan tahun berselang, peristiwa itu sudah nyaris terlupakan zaman, apalagi generasi muda sekarang rata-rata kurang mengetahui dan kurang memperhatikan.
Mat Peci merupakan kelahiran Leles, Kadungora dan terkenal sebagai penjahat yang paling menakutkan pada 1970-an. Dari sejarah yang beredar bahwa Mat Peci pun tak segan melukai korbannya jika berusaha melawan. Kelakuan Mat Peci memang sangat meresahkan warga pada waktu itu, hingga petugas keamanan pun terus memburu Mat Peci dengan berbagai strategi.
Membuahkan hasil, setelah diketahui keberadaannya, petugas keamanan menyergap Mat Peci yang turun dari kereta api di Halte Leuwigoong, dimana peristiwa itu masih diingat sejumlah warga senior setempat.
Riwayat Mat Peci berakhir di Stasiun Leuwigoong atau lebih tepat adalah Halte Leuwigoong, setelah terjadi pergumulan dengan petugas yang menyergapnya. Mat Peci tewas ditembak oleh petugas yang menggunakan submachinegun CG-45. Sedangkan Mat Peci sempat akan menembak pula dengan menggunakan sebuah senjata revolver. Terdengarnya lerusan senjata di Halte Leuwigoong sempat menggemparkan warga sekitar sekaligus merasa lega dengan akhir petualangan sadis Mat Peci yang sudah sangat meresahkan.