Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta yang juga terkena imbas dari pandemi virus corona atau Covid-19 melakukan berbagai antisipasi dalam menangani ini. Pasalnya setelah Pemprov DKI Jakarta meminta kepada Menteri Kesehatan (Menkes) untuk melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penumpang MRT Jakarta berkurang drastis, dari yang awalnya perhari sekitar 100 ribu penumpang menyusut hanya 3000-4000 penumpang per hari.
Baca juga: William: Jumlah Penumpang Menurun Drastis, MRT Jakarta Tak PHK Karyawan
Meski begitu, ada beberapa skenario yang telah dibuat manajemen MRT Jakarta dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang muncul di Indonesia. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan hal tersebut dibuat agar pihaknya mampu menghadapi pandemi di 2020 ini.
“Kita ada empat skenario di masa pandemi ini agar MRT Jakarta bisa survive. Sebab masa krisis ini, di MRT Jakarta terjadi penurunan pendapatan baik farebox maupun non farebox dan ada kemungkinan pengurangan subsidi dari pemerintah,” kata William di forum jurnalis melalui Zoom Meeting, Rabu (29/4/2020).
William menyebutkan ada empat skenario yang sudah di buat dari yang moderat hingga yang buruk. Dia menjelaskan, skenario moderat ini tidaklah terlalu berat dimana dua bulan sebelum pandemi semua berjalan normal dan dari Maret, April Hingga Mei terhitung sebagai periode pandemi berlangsung maka periode rebound atau masa pemulihan selama empat bulan setelah pandemi dan tiga bulan sisanya MRT Jakarta akan kembali stabil seperti sedia kala.
Skenario berat, di mana dua bulan normal dengan MRT Jakarta berjalan seperti biasa dan periode pandemi berlangsung lima bulan. Pada skenario ini periode rebound akan sama dengan masa moderat yakini empat bulan dan masa stabil satu bulan di Desember. Skenario sangat berat, periode pandemi berlangsung tujuh bulan dan tiga bulan sisa hingga akhir tahun masa rebound MRT Jakarta.
Sedangkan skenario buruk pandemi berlangsung selama sembilan bulan dan Desember menjadi periode rebound. Untuk skenario buruk ini, masa stabil MRT akan sama dengan di skenario sangat berat yakni di tiga bulan awal tahun 2021.
Baca juga: Perilaku Penumpang MRT Jakarta: Umumnya Sudah Order Ojol Sebelum Tiba di Stasiun Tujuan
“Bila masa pandemi terjadi hingga akhir tahun maka, MRT Jakarta baru bisa stabil Maret 2021. Tapi kami berharap hanya di skenario moderat sehingga Juni mulai rebound supaya secara ekeonomi bisa atasi ini,” ungakp William.