Padatnya jadwal maskapai dan keterbatasan armada membuat mobilitas pesawat sangat tinggi. Usai terbang ke bandara tujuan, pesawat dituntut untuk terbang lagi ke bandara asal atau ke bandara selanjutnya, tanpa atau dengan penumpang. Sebetulnya, apakah pesawat butuh pendinginan terlebih dahulu sebelum melanjutkan penerbangan atau bisa langsung lanjut terbang tak lama setelah mendarat?
Baca juga: “Tetap Dingin”, Inilah Kondisi Agar Mesin Pesawat Jet Tidak Overheating
Pesawat merupakan salah satu moda transportasi tercanggih di dunia. Teknologi yang ada memungkinkan pesawat melakukan mobilitas yang sangat tinggi, menempuh perjalanan beribu-ribu atau bahkan belasan ribu kilometer non-stop.
Usai terbang sejauh itu, pesawat, sebagaimana dikutip dari Quora, sebetulnya bisa saja langsung terbang tanpa perlu pendinginan. Namun, tak semua pesawat bisa melakukan itu karena teknologinya berbeda. Hanya pesawat-pesawat terbaru yang bisa melakukannya. Lebih dari itu, pesawat bisa dibilang perlu pendinginan atau beristirahat sejenak sebelum terbang kembali.
Di antara komponen penting pada pesawat yang mesti melakukan pendinginan setelah melakukan perjalanan jauh adalah rem.
Setelah touchdown atau landing gear menyentuh landasan pacu, pilot biasanya mengandalkan flap and slat serta engine reverse untuk mengurangi kecepatan pesawat. Selain itu, tentu saja dibutuhkan juga rem untuk membuat pesawat berhenti di kecepatan yang sudah ditentukan untuk taxiing menuju apron.
Terkadang, karena satu dan lain, pilot terpaksa melakukan apa yang disebut heavy braking untuk memaksa pesawat lebih lambat lagi. Ini memang sangat membantu meski berpotensi membuat rem pesawat overheat. Bila kondisinya parah, overheat pada remi pesawat bisa menimbulkan percikan api dan kebakaran pada bagian landing gear.
Karenanya, setelah melakukan pendaratan dengan kondisi heavy braking, pesawat tentu saja tak diperkenankan untuk langsung melanjutkan perjalanan. Sebab, bila langsung dilanjut dan kondisi mengharuskan pesawat melakukan batal lepas landas atau rejected takeoff dan kembali melakukan pengereman kuat, maka bisa dipastikan bakal terjadi overheat hingga menimbulkan kebakaran pada sistem pengereman.
Menurut beberapa pendapat di situs Quora, selain rem, mesin pesawat sebetulnya juga butuh pendinginan pasca melakoni penerbangan jarak jauh.
Baca juga: Apa yang Terjadi Saat Rem Pesawat Overheat? Simak di Sini
Di beberapa mesin pesawat, semisal mesin Pratt &Whitney JT-117D, Exhaust Gas Temperature (EGT) atau indikator untuk memonitor suhu mesinnya, harus berada di level 150 celcius. Di atas itu, mesin tetap bisa di-starter namun butuh waktu sekitar 20-30 detik untuk membuka katup bahan bakar dan mesin menyala kembali.
Demikian juga sebaliknya, beberapa mesin bahkan tidak membutuhkan waktu untuk pendinginan. Usai pesawat sampai di apron dan mesin dimatikan, kemudian bongar muat barang dan penumpang dilakukan, termasuk mengisi bahan bakar, pilot bisa langsung menyalakan mesin dan lepas landas.