Monday, November 25, 2024
HomeHot NewsGeNose, Alat Cek Covid-19 Buatan UGM Siap Diproduksi Massal, Termasuk Akan Digunakan...

GeNose, Alat Cek Covid-19 Buatan UGM Siap Diproduksi Massal, Termasuk Akan Digunakan PT KAI

Banyak penelitian yang dilakukan untuk membuat alat pengecekan virus corona atau Covid-19 untuk memudahkan dan mendapatkan hasil yang akurat dan cepat. Salah satunya seperti yang dibuat oleh Universitas Gajah Mada (UGM). Para peneliti di UGM baru-baru ini siap meluncurkan alat pendeteksi virus corona bernama GeNose.

Baca juga: Biar Nggak Bingung, Ini Bedanya Rapid Tes Antibodi, Rapid Tes Antigen dan Swab PCR

Nah apa sih GeNose itu? KabarPenumpang.com merangkum berbagai laman sumber, GeNose merupakan alat yang dirancang untuk mendeteksi serta mendiagnosis apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak. Alat ini bekerja dengan mengambil sampel dari hembusan nafas dan cukup berbeda dari PCR swab yang menggunakan lendir dari nasofaring atau orofaring.

UGM mengklaim GeNose ini bekerja secara cepat dan akurat dalam mendeteksi Volatile Organic Compound atau VOC yang terbentuk karena infeksi virus corona. Dengan cara mengambil hembusan nafas seseorang, sensor yang ada pada GeNose akan bekerja dan data yang didapat akan diolah dengan kecerdasan buatan untuk pendeteksian serta pengambilan keputusan.

Menurut para peneliti, keunggulan GeNose adalah desainnya yang mudah digenggam tangan dan mudah dioperasikan secara efisien atau mandiri. Bahkan GeNose sendiri terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosis yang real time.

Para peneliti juga mengklaim GeNose mampu bekerja paralel melalui proses diagnosis yang terpusat dan validitas data pun dapat terjaga. Bahkan data yang terkumpul pun dimanfaatkan untuk pemetaan, pelacakan serta pemantauan penyebaran pandemi.

GeNose sebagai pendeteksi Covid-19 menjadi harapan baru di tengah pandemi dan alat yang lebih akurat, efisien serta hasil yang keluar lebih cepat sehingga memudahkan tim medis. Saat ini GeNose sudah diuji profiling dengan 600 sampel data valid dari RS Bhayangkara dan Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro, Yogyakarta.

Hasil uji ini menggembirakan dengan menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi yakni 97 persen dan akan melalui uji klinis secara bertahap di sejumlah rumah sakit. Ketua tim pengembang GeNose, Kuwat Triyana, mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan pertemuan dengan manajemen Kereta Api Indonesia. Poin pertemuan itu sendiri membahas mengenai penggunaan GeNose di stasiun kereta api.

“Saya baru saja melakukan meeting dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), kan GeNose ini nanti digunakan di moda transportasi,” ujar Kuwat yang dikutip dari sindonews.com.

Dia menambahkan saat ini sudah mendapatkan izin edar dari Kemenkes dan akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama. Kuwat Triyana mengatakan biaya tes deteksi Covid-19 menggunakan GeNose C19 cukup murah, yakni sekitar Rp15 ribu sampai Rp25 ribu.

VP Public Relation PT KAI Joni Martinus menambahkan, pihaknya mendukung semua kebijakan dan langkah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Indonesia termasuk inovasi yang dihadirkan UGM dalam rangka menghadirkan layanan pengecekan yang terjangkau, cepat dan akurat.

“Kami tentu menyambut baik inovasi yang dihadirkan oleh UGM dalam rangka menghadirkan layanan pengecekan Covid-19 yang terjangkau, cepat dan akurat,” kata dia.

Untuk diketahui, meski bisa menjadi metode pengecekan alternatif Covid-19, penemuan ini masih perlu melakukan lebih banyak penelitian. Sebab sampai sekarang hasil dari tes PCR masih dianggap paling akurat untuk mendeteksi virus corona baru tersebut.

Baca juga: Bandara Changi Buka Laboratorium Pengujian Covid-19 Pada Q1 2021

“Sejauh ini, masih PCR yang masih gold standard-nya. Soalnya pemeriksaan ini spesifik dan sensitif untuk virus SARS-COV-2. Meski demikian, tentu temuan tim ahli lintas bidang ilmu di UGM ini perlu diapresiasi. Kita patut menantikan apakah GeNose ini bisa diproduksi secara massal dan membantu deteksi dan pelacakan virus corona lebih cepat dan akurat,” kata dr. Sepriani Timurtini Limbong.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru