Monday, November 25, 2024
HomeAnalisa AngkutanGegara Sanksi Bertubi-tubi, Berapa Banyak Pesawat Boeing-Airbus yang Batal Dikirim ke Maskapai...

Gegara Sanksi Bertubi-tubi, Berapa Banyak Pesawat Boeing-Airbus yang Batal Dikirim ke Maskapai Rusia?

Invasi Rusia ke Ukraina mengundang sanksi ekonomi bertubi-tubi dari sekutu yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Di sektor dirgantara, sanksi meliputi hengkangnya Airbus-Boeing dalam memasok suku cadang dan dukungan teknis terhadap produk-produk mereka di Rusia. Selain itu, dua produsen pesawat terbesar di dunia itu juga batal mengirim pesawat baru dengan jumlah yang tak sedikit.

Baca juga: Boeing-Airbus Stop Suku Cadang, Rusia Bakal ‘Rampas’ Semua Pesawat Asing dari Lessor?

Dilansir The Guardian, sebanyak 332 pesawat Boeing dan 304 Airbus saat ini terdaftar dalam barisan armada maskapai-maskapai Rusia.

Meski pasokan suku cadang, perawatan, dan dukungan teknis untuk semua pesawat tersebut untuk sementara waktu di-stop Airbus-Boeing, namun, beberapa analis menduga itu tidak akan berdampak pada operasional maskapai dalam waktu dekat. Tentu dengan catatan, tidak ada kerusakan yang berarti.

Andaipun ada kerusakan, maskapai bisa saja melakukan tambal sulam atau kanibal dengan suku cadang atau komponen pesawat lain yang sedang digrounded.

Selain ‘meninggalkan’ pesawat-pesawat yang sudah dioperasikan maskapai-maskapai Rusia, Boeing-Airbus juga menunda pengiriman pesawat baru. Tidak diketahui persis apakah itu sekedar ditunda ataukah dibatalkan. Yang pasti, jumlahnya, menurut ch-aviation cukup banyak, meliputi 42 pesawat Boeing dan 22 pesawat Airbus.

Disebutkan, 42 pesawat tersebut dengan rincian enam 777-200F untuk AirBridgeCargo, dan 36 737 MAX 8 yang pesanan UTair, Ural Airlines, dan S7 Airlines.

AirBridgeCargo (ABC) adalah salah satu maskapai kargo ternama di Rusia. Sebelumnya, maskapai ini hanya mengoperasikan pesawat-pesawat kargo Uni Soviet, seperti Antonov dan Ilyushin.

Namun, sejak tahun 2020, ABC mulai mengoperasikan Boeing 777-200F pertama dari sembilan unit yang dipesan. Seiring waktu, dua lainnya sukses dikirim dan menyisakan enam lainnya yang masih terombang-ambing akibat sanksi ekonomi AS terhadap Rusia.

Ch-aviation menyebut, Boeing dan ABC tetap berkomitmen dengan perjanjian jua beli dan leaseback yang sudah disepakati. Tetapi, pada sampai tahun 2024-2025 tidak ada pengiriman pesawat Boeing 777-200F ke ABC.

Yang paling gigit jari tentu UTair. Dari 30 unit Boeing 737 MAX yang sudah dipesan sejak tahun 2018, sampai saat ini satu pun pesawat, yang rencananya untuk menggantikan armada Boeing 737-500 klasik yang sudah tua, belum juga dikirim. Sebetulnya pengiriman tertunda akibat grounded berkepanjangan, ditambah pandemi virus Corona dan sekarang ditambah lagi dengan sanksi ekonomi.

Sedangkan Ural Airlines hanya memiliki dua pesanan Boeing 737 MAX dan sisanya adalah pesanan S7 Airlines, yang notabene menjadi operator Boeing 737 MAX pertama di Rusia.

Senasib dengan UTair, Aeroflot juga memiliki pesanan yang cukup banyak meliputi 13 pesawat Airbus A350-900. Untungnya, dari jumlah tersebut, sembilan di antaranya sudah berhasil dikirim. Terakhir, pengiriman terjadi pada 24 Februari lalu, tepat di hari Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer ke Ukraina.

Dari pesawat narrowbody Airbus, ada sembilan pesanan pesawat A320neo dan A321LR dari dua maskapai, S7 Airlines dan Smartiva.

Ketidakjelasan nasib 64 pesawat baru Boeing-Airbus yang batal dikirim pun sempat membuat keduanya pusing. Kabar baiknya, Luftahnsa Group            menyatakan minatnya untuk memboyong pesawat-pesawat tersebut, dalam hal ini Airbus A350 dan Boeing 777 Cargo.

Baca juga: Boeing 737 MAX ‘Tumbang’, Rusia Tantang Airbus A320neo Lewat MC-21

Sebaliknya, untuk maskapai-maskapai Rusia, hal ini mau tak mau mendorong mereka untuk mengoperasikan lebih banyak pesawat-pesawat buatan Rusia, seperti SSJ 100, Irkut MC-21, dan Ilyushin Il-114-300.

Meski begitu, ini tak akan mudah mengingat mesin, avionik, landing gear, dan banyak komponen pesawat lainnya masih ada yang diimpor dari negara-negara barat.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru