Ponsel mati karena kehabisan baterai jamak terjadi pada setiap orang. Namun bagaimana bila saat ponsel mati justru kena denda 476 poundsterling (setara Rp8,6 jutaan)?
Baca juga: Bandara Schiphol Sandang Predikat WeChat Pay Smart Airport
Nah, kejadian di atas telah menimpa seorang wanita yang saat itu naik bus dan membayar ongkos melalui Apple Pay senilai 1,50 pounsterling atau Rp27.000. Jemima Kelly, yang saat itu baru lima menit naik bus itu dan inspektur tiket datang untuk memeriksa tiket.
Sayangnya Kelly tak bisa membuktikan telah membayar tiket bus karena ponselnya mati kehabisan baterai. Dia kemudian tidak mendapat kabar apapun dari Transport for London (TfL) hingga 28 Desember lalu.
Kemudian Kelly dikirimi surat yang menjelaskan dirinya akan dituntut dan memiliki 21 hari untuk memutuskan mengaku bersalah atau tidak. Dia mencoba menyelesaikan masalah tersebut dan menelepon nomor yang disediakan untuk menjelaskan situasi.
Mereka mengatakan dirinya perlu memberikan laporan bank untuk menunjukkan bukti pembayaran yang sudah dikurangi dari akun Apple Pay miliknya. Setelah mengirim laporan tersebut, pihak TfL mengatakan kepadanya hal itu tidaklah cukup.
Dia mengatakan, beberapa hari kemudian menerima surat yang memberitahu bahwa kasusnya tersebut telah disidangkan di pengadilan dan dirinya dinyatakan bersalah serta berhutang 476,50 pounsterling.
“Sekarang aku merasa sangat kesal. Aku mencoba nomor yang awalnya kutelepon, tetapi mereka tidak bisa membantu, dan aku diberi nomor lain untuk dihubungi. Itu menunjuk saya ke alamat email yang harus saya tuju, menarik terhadap keputusan itu,” kata dia yang dikutip KabarPenumpang.com dari thesun.co.uk (14/10/2019).
Kesialan Kelly bertambah, saat ia diberitahu bahwa dirinya tidak dapat melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dan bahwa dia perlu mendapatkan sertifikat catatan polisi sebelum kedutaan akan mempertimbangkan mengeluarkannya dengan visa. Kelly menghabiskan lebih dari 1000 poundsterling untuk penerbangan yang tidak bisa dia dapatkan kembali, dia juga harus menghabiskan 90 poundsterling untuk sertifikat kepolisian.
Pada persidangan dia diberitahu bahwa putusannya dibatalkan dan hakim bahkan bercanda bahwa dia akan ‘dihidupkan kembali’. Bahwa denda senilai 476,50 poundsterling akan dikembalikan dan sekarang mengklaim merasa ‘dieksploitasi’ oleh teknologi revolusioner, yang digunakan banyak orang setiap hari.
“Rasanya teknologi informasi telah mengeksploitasi saya, dan mengubah saya menjadi penjahat. Saya masih menggunakan Apple Pay untuk memanfaatkan bus dan kereta. Saya tidak akan membalas revolusi digital hanya karena itu menyengat saya. Yang jelas saat ini kemanapun Kelly pergi, ia selalu membawa power bank.
Baca juga: Alipay Siap Ganti Sistem Pembayaran MTR Hong Kong dengan Scan QR Code
“Semua pelanggan perlu memastikan mereka dapat menghasilkan bukti pembayaran ketika menggunakan layanan kami, tetapi kami mohon maaf saat itu Ms Kelly mengalami kesulitan seperti itu,” uajr juru bicara TfL.