Pandemi Covid-19 menyebabkan bandara-bandara di dunia rugi US$125 miliar atau sekitar Rp1.800 triliun (kurs 14.456), dari pendapatan seharusnya dikisaran US$ 188 miliar atau Rp2.713 triliun (kurs 14.456) sepanjang tahun 2020. Penyebabnya, apalagi kalau bukan jumlah penumpang turun sangat drastis.
Baca juga: IATA: Sepanjang 2020/2021, Maskapai Penerbangan Global Rugi Rp2.219 Triliun
Sebelum wabah virus Corona menerjang, memperkirakan, sebanyak 9,4 miliar penumpang bakal memenuhi bandara sepanjang tahun 2020. Namun, ketika Covid-19 menyebar ke seluruh dunia, angkanya hanya menjadi sekitar 3,3 miliar. Artinya, bandara-bandara di dunia kehilangan sekitar 6,1 miliar penumpang. Tak heran bila kerugian yang ditorehkan bisa sampai sebesar itu.
Dilansir Simple Flying, menatap tahun 2021, ACI mengaku tak begitu berharap kondisinya akan segera kembali ke era sebelum pandemi, dimana sekitar 9,8 miliar penumpang akan hilir mudik sepanjang 2021. Alih-alih berharap angka sebesar itu, ACI menargetkan sekitar 5,1 miliar penumpang memenuhi bandara, turun sebesar 47,5 persen atau sekitar 4,7 miliar penumpang sepanjang 2021.
Indikasi peningkatan penumpang pesawat selama kuartal I 2021 memang belum begitu terlihat. Namun, dengan banyaknya program vaksinasi serta sudah kembali dimulainya gelaran tingkat internasional, sekalipun dengan jumlah terbatas, sangat membuka asa ACI akan target itu.
Puncaknya, diharapkan, tiga bulan terakhir tahun ini akan menjadi momentum peningkatan jumlah penumpang bandara dengan berbagai relaksasi berlibur.
“Ada permintaan yang terpendam ini, dan orang-orang memiliki tabungan yang terkumpul dan akan bepergian jika mereka bisa. Pada akhir 2021, kami berharap berada di kisaran 45 hingga 55 persen dari level 2019,” kata VP Ekonomi ACI, Patrick Lucas.
“Jika kita mengambil hub bandara biasa yang menangani lebih dari 40 juta penumpang per tahun. Nah, bandara-bandara ini menghasilkan, rata-rata, sekitar US$ 1,3 miliar (Rp18 triliun) per tahun. Jadi jumlah ini setara dengan memiliki 95 pusat tersibuk di dunia yang kehilangan semua pendapatannya,” lanjutnya.
“Kami berharap peningkatan kepercayaan terhadap perjalanan udara berkat adanya program vaksinasi dan langkah-langkah keamanan akan menghasilkan jumlah orang yang bepergian ke luar negara mereka akan mulai musim semi ini dan meningkat secara signifikan pada pertengahan tahun,” tambahnya.
Baca juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai Raih Predikat “Best Airport 2017” dari Airport Council International
ACI mencatat, beberapa pasar domestik, seperti di Cina dan Rusia nyaris kembali ke titik normal. Adapun pasar domestik di negara lain, seperti India, Jepang, Meksiko, Thailand, dan Amerika Serikat tingkat pemulihannya juga sangat cepat. Berkaca dari itu, ACI berharap, pasar domestik bisa kembali ke angka seperti tahun 2019 pada 2023 mendatang.
Sedangkan pasar internasional butuh waktu agak lama. Diperkirakan tahun 2026 pasar internasional baru akan kembali ke titik normal. Itupun bila tak ada gelombang atau mutasi virus Corona yang membuat dunia kembali menerapkan lockdown ketat.