Dalam upayanya untuk meningkatkan pelayanan, maskapai flag carrier Garuda Indonesia telah menargetkan untuk mendatangkan sekitar 50 armada baru hingga tahun 2024 mendatang. Ini merupakan salah satu langkah yang ditempuh pihak Garuda dalam upaya merevitalisasi armada dan memperbaiki kinerja perusahaannya.
Baca Juga: Di 2018, Garuda Indonesia Canangkan Buka 30 Rute Penerbangan Baru
Sebagaimana yang sudah diketahui besama, salah satu pesawat dari 50 armada baru tersebut sudah datang pada 26 Desember 2017 kemarin dan langsung beroperasi pada 1 Januari 2018. Ya, B737 MAX 8 menjadi yang armada pertama dalam list belanja Garuda yang sudah mencicipi terbang di atas Nusantara.
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman indonesia-investments.com, Presiden Direktur Garuda Indonesia, Pahala N. Mansury mengatakan bahwa maskapai plat merah tersebut telah melakukan pemesanan sejak tahun 2014 silam. Ia melanjutkan bahwa antara tahun 2020 hingga 2024, pesawat lainnya akan menyusul dengan perkiraan 5 – 10 pesawat per tahunnya.
“Jadi kan mereka itu punya jadwal delivery, makanya jadi antre. Ya seperti ada masa indennya. Fasilitas produksinya juga terbatas, lalu juga ada proses desain, testing, dan proses yang panjang,” ungkap Pahala dikutip dari sumber terpisah. Dalam kesempatan lain, Pahala menyebutkan bahwa kehadiran B737 MAX 8 ini nantinya akan menggantikan B737-800 Next Generation (NG) yang kontrak sewanya akan segera berakhir.
Di sini, Garuda Indonesia akan menjadi maskapai kedua di Indonesia yang mengoperasikan B737 MAX 8 setelah Lion Air. Optimalisasi armada merupakan bagian dari program revitalisasi maskapai penerbangan dan harus mengarah pada peningkatan kinerja perusahaan.
Seperti yang sudah pernah diberitakan sebelumnya, B737 MAX 8 perdana Garuda Indonesia diterbangkan ke Indonesia melalui rute Seattle-Tacoma, Washington-Honolulu, Hawai-Kepulauan Marshall, Majuro-Bandara Frans Kaisiepo, Biak. B737 Max 8 kemudian melanjutkan penerbangan ke Bandara Juanda di Surabaya untuk menjalani sertifikasi PBN.
Dalam keterangannya, Pahala juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mendatangkan pesawat baru selama periode 2018. Dengan kata lain, kehadiran B737 MAX 8 menjadi armada teranyar Garuda Indonesia. Selain ramai diperbincangkan karena kehadirannya melengkapi armada Garuda, B737 MAX 8 juga dinilai sebagai pesawat yang memiliki efisiensi bahan bakar lebih baik dari seri Boeing lainnya.
Ini dikarenakan oleh pengaplikasian Scimitar Winglet, dimana dalam pengaplikasiannya, winglet tambahan yang menjulur ke bawah ini berguna untuk memecah turbulensi udara yang terjadi di ujung sayap, saat pesawat berjalan dalam kecepatan tinggi. Secara otomatis, hambatan laju pesawat akan berkurang dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit.
Baca Juga: Intip Kecanggihan dan Ruang Kabin Boeing 737 MAX 8 Garuda Indonesia
Selain membahas soal armada terbaru lengkap dengan kelebihannya, pihak Garuda juga mengutarakan niatnya untuk membuka sejumlah rute baru. Dalam jumpa pers di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Senin sore (18/12/2017), Pahala menyebut akan membuka 30 rute penerbangan baru di sepanjang 2018. “Sepertiga adalah rute baru untuk penerbangan internasional, dan dua pertiga adalah rute baru untuk penerbangan domestik.”
Meski sudah disebutkan jumlah rute baru, Ia menolak untuk memaparkan tentang jalur rute baru yang akan dibuka. “Mohon maaf detailnya belum bisa kami sampaikan, karena sifatnya rahasia, nanti kurang baik bila diketahui oleh kompetitor,” ujar Pahala.
Untuk pasar internasional, Pahala menyebut akan memberi porsi lebih kepada jalur baru di Cina. Seperti yang diketahui bersama, Cina menjadi pasar kedua terbesar Garuda Indonesia untuk penerbangan internasional setelah Australia.