Kilas balik ke akhir tahun 2017 lalu, dimana maskapai plat merah Garuda Indonesia mendatangkan satu unit Boeing 737 MAX 8 ke Tanah Air. Pembelian yang sempat dibanggakan oleh pihak flag carrier Indonesia tersebut merupakan bagian dari 50 unit yang sudah dipesan oleh Garuda Indonesia ke Boeing pada tahun 2014 yang lalu.
Laku mau ke 29 Oktober 2018, dimana maskapai berbiaya murah Lion air mengalami kecelakaan di Tanjung Karawang dengan menggunakan unit yang sama dengan yang dibeli oleh Garuda Indonesia – Boeing 737 MAX 8. Kala itu, Garuda Indonesia masih optimis untuk melanjutkan pengadaan armada berjenis narrow-body twin-engine jet airliner tersebut. Padahal di saat yang hampir bersamaan, Lion Air berencana membatalkan pesanan ratusan armada terkait dengan jumlah transaksi mencapai angka US$22 miliar atau setara Rp314 triliun.
Bahkan Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara mengatakan rencananya akan tiba tiga unit Boeing 737 Max 8 pada tahun 2020 mendatang. “Kami akan menunggu laporan kecelakaan terakhir dan akan melihat apa masalahnya. Bila nanti ada perbaikan atau penarikan yang diperlukan kami akan mengikutinya,” ujar Ari Askhara terkait eksistensi Boeing 737 Max 8 di tubuh flag carrier.
Nah, ternyata dengan jatuhnya Ethiopia Airlines pada tanggal 10 Maret 2019 kemarin menggetarkan tekad Garuda Indonesia untuk tetap melanjutkan sisa 49 pesanan unit Boeing 737 MAX 8. Pernyataan ini dilontarkan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara.
“Kami belum melihat ke sana, tetapi kemungkinan membatalkan (pemesanan) itu ada,” ujar Ari, dikutip KabarPenumpang.com dari laman tribunnews.com (14/3/2019).
Gontainya keyakinan pihak Garuda Indonesia ini bisa dibilang semata-mata karena mereka mempertimbangkan keselamatan penumpang. Mereka enggan berspekulasi untuk tetap melanjutkan pembelian, namun pada akhirnya mengancam keselamatan para penumpangnya.
Baca Juga: Intip Kecanggihan dan Ruang Kabin Boeing 737 MAX 8 Garuda Indonesia
Pada kesempatan yang sama, Ari mencontoh maskapai Lion Air yang sudah terlebih dahulu secara buka-bukaan berencana membatalkan pesanan terhadap Boeing dan menyiarkannya melalui awak media. “Seperti contoh Lion (Air) sudah ada suratnya di media untuk membatalkan pesanan,” sambungnya Ari.
Jika tetap pada rencana awalnya, Garuda Indonesia akan memiliki 50 unit Boeing 737 MAX 8 di tahun 2030 mendatang – yang tentu saja didatangkan secara bertahap.