Seorang awak kabin American Airlines harus dipecat karena gagal tes breathalyzer untuk alkohol. Dia mengklaim bahwa diet ketogeniknya bertanggung jawab atas kesalahan yang membuatnya positif alkohol tersebut.
Baca juga: Kopilot Kedapatan Konsumsi Alkohol, Japan Airlines Terkena Delay 69 Menit
Andre Riley awak kabin yang dipecat itu telah bekerja di American Airlines sejak 2012 lalu dan diberhentikan pada 2019 karena tidak lulus tes breathalyzer setelah penerbangan dari Las Vegas menuju ke Charlotte.
“Saya tidak minum dan hanya mengubah diet saya,” klaim Riley yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman foxnews.com (18/2/2020).
Riley mengatakan dirinya tidak ingin dihukum dan mendapat konsekuensi atas perbuatan yang tidak dilakukannya. Menurutnya hal itu sama saja mengakui sebuah kejahatan dan masuk penjara meski tidak melakukannya.
Pengacara Riley, Charles Adkins mengklaim bahwa kliennya itu diminta untuk melakukan tes breathalyzer secara acak setelah penerbangan dari Las Vegas ke Charlotte. Adkins mengatakan, Riley meniup 0,0050 dan 0,0052 dan bahkan teman-teman kliennya mengatakan tidak pernah mencium bau atau perilaku mabuk dari Riley selama penerbangan empat jam sebelumnya.
Bahkan kegagalan Riley ini bukanlah yang pertama kali, sebab pada tes tahun 2013 lalu juga dirinya gagal. Bila dalam aturan Departemen Transportasi (DOT), dua tes gagal berarti disfikualifikasi permanen.
Tes tersebut dilakukan karena pilot ataupun awak kabin lainnya tidak diizinkan minum alkohol dalam waktu delapan jam penerbangan dan kadar alkohol dalam darah maksimum hanya 0,04. Diketahui, diet keto merupakan diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang dapat membantu membakar lemak lebih efektif tetapi dapat menyebabkan toleransi alkohol yang lebih rendah.
Sehingga ketika tubuh tengah mengalami ketosis metabolik, hati akan memecah lemak menjadi bahan bakar dan pada gilirannya aseton diproduksi sebagai sampingan. Beberapa aseton yang tidak diingankan tersebut kemudian dapat dilepaskan dalam nafas sebagai alkohol isopropil.
Hal ini yang membuat Riley terdeteksi mengosumsi alkohol karena beberapa breathalyzer tidak bisa membedakan antara etanol dan isopropil. Karena adanya masalah pada breathalyzer membuat Riley khawatir akan terjadi hal yang sama pada awak kabin lainnya ketika mereka menjalani ketogenik kecuali maskapai mengubah alat mereka menjadi lebih modern.
Baca juga: Disangka di Bawah Pengaruh Minuman Keras, Awak Kabin EasyJet Dibui
“Aku ingin mereka menggunakan tes yang lebih akurat jika seseorang memberimu alasan mengapa ini bisa terjadi,” katanya.
Riley mengatakan, saat ini dirinya mengajukan banding dengan American Airlines dan DOT agar bisa kembali mendapatkan pekerjaannnya tersebut. Diketahui, American Airlines menolak berkomentar atas kasus ini.