Kendati tengah terseok-seok di sektor penerbangan penumpang, namun manufaktur kedirgantaraan asal Amerika, Boeing tetap tidak bisa membendung langkahnya di sektor lain. Hal ini terbukti dari uji coba pesawat ruang angkasa milik Boeing CST-100 Starliner pada Senin (4/11) kemarin. Semula, uji coba ini hanya dapat disaksikan oleh internal Boeing saja, namun kemudian disiarkan secara langsung dari White Sands Missile Range, New Mexico, Amerika Serikat.
Baca Juga: Gunakan Boeing 747-400, Virgin Group Siap Luncurkan Satelit Menuju Orbit
Sebagaimana yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman CNN (5/11), uji coba ini dilakukan untuk menguji kemampuan roket melepaskan diri dari induk roket jika ada kondisi darurat sebelum lepas landas. Hal ini juga dilakukan untuk meyakinkan bahwa masing-masing sistem pada Starliner dapat bekerja secara terpisah maupun bersamaan.
“Tes abort Starliner akan disiarkan langsung. Transparansi untuk wajib pajak,” tulis administrator NASA, Jim Bridenstine melalui jejaring sosial Twitter.
Percobaan yang dijadwalkan selama tiga jam ini akan menguji empat mesin pembatalan peluncuran yang akan menyala selama beberapa detik dan mendorong Starliner dari landasan peluncuran. Starliner akan meluncur hingga mencapai ketinggian kurang dari 1,5 km di atas permukaan tanah.
Proyek ini merupakan kerja sama antara Boeing dengan NASA yang termasuk bagian dari Program Kru Komersial NASA, dengan tujuan utamanya untuk menyediakan transportasi aman dan hemat biaya dari dan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Sejatinya, Starliner ini dirancang untuk mengangkut tujuh penumpang sekaligus dan mampu digunakan ulang hingga 10 kali. Jika tidak mengemukan kendala dalam uji cobanya, maka selanjutnya roket segera digunakan dalam beberapa bulan ke depan.
Baca Juga: Perdana Keluar dari Hanggar, Pesawat Terbesar di Dunia Lakukan Uji Coba Mesin
Diketahui, kini Boeing tengah mempersiapkan tahap akhir untuk melakukan penerbangan orbital nirawak perdana pada tanggal 17 Desember mendatang. Selain menggandeng Boeing, NASA juga kabarnya menggandeng SpaceX, perusahaan kenamaan milik Elon Musk.
“Program kru komersial kami selangkah lebih dekat untuk meluncurkan astronot Amerika di roket Amerika dari tanah Amerika,” kata Jim Bridenstine dalam sebuah keterangan resmi.