Di tahun 2018, jejaring sosial Facebook mendasarkan rencananya yang ambisius untuk mengembangkan sebuah drone bertenaga surya untuk menyiarkan internet di seluruh dunia. Namun rencana tersebut nampaknya terlalu ambisius sehingga perusahaan lebih memilih untuk tidak menyelesaikannya. Raksasa media sosial itu kini bekerja sama dengan raksasa aeronautika, Airbus untuk menguji pesawat tanpa awak di Australia.
Baca Juga: Airbus A320-214 PK-GQR: Sensasi Free WiFi Perdana di Armada Citilink
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman techcrunch.com (21/1/2019), kedua perusahaan ini diketahui telah melangsungkan pembicaraan terkait proyek ini sejak tahun lalu, dan rencananya akan melakukan uji coba penerbangan pada periode November hingga Desember 2018 kemarin. Diketahui, dua raksasa ini telah berkolaborasi sebelumnya dalam sistem komunikasi untuk drone satelit.
Uji coba yang tidak diketahui kepastiannya tersebut – apakah jadi atau tidak, melibatkan penggunaan pesawat Zephyr milik Airbus, sebuah pesawat yang digunakan Airbus untuk misi pertahanan, kemanusiaan, dan pemberdayaan lingkungan. Adapun dalam kerja sama ini, Facebook akan menggunakan versi Model S, yang memiliki bentang sayap sepanjang 25 meter, dapat beroperasi di ketinggian 20.000 meter, dan menggunakan radio gelombang milimeter untuk menyiarkan sinyal ke permukaan.
“Kami terus bekerja sama dengan mitra kami dalam hal konektivitas High Altitude Platform System (HAPS). Kami tidak bisa membagikan informasi lebih lanjut mengenai hal ini,” tutur salah satu juru bicara dari perusahaan yang dirancang oleh Mark Zuckerburg ini.
Baca Juga: Airbus A220, Pesawat Narrow-Body yang Mampu Jabani Tugas Boeing 787 Dreamliner
Diketahui, Facebook memiliki segudang proyek yang ditujukan untuk meningkatkan akses internet di seluruh dunia, terutama di daerah berkembang seperti Asia, Afrika dan Amerika Latin. Namun untuk proyek drone yang satu ini, mungkin bisa dibilang yang paling berani. Karena mereka tidak hanya bertujuan untuk membawa konektivitas ke daerah-daerah terpencil, tetapi juga menggunakan perangkat lunak dan infrastruktur yang ada untuk membuat akses internet lebih terjangkau.
Ini termasuk dengan proyek Internet.org yang kontroversial, yang dilarang di India karena melanggar netralitas dari penggunaan internet bersih. Sejak berganti nama menjadi Free Basics, dimana proyek ini dinilai cukup berhasil oleh Facebook dengan catatan pengakses 100 juta hingga saat ini.