Seorang pria paruh baya asal Ryton-on-Dunsmore, Inggris bernama Elvis Gaskin terpaksa merasakan dinginnya tembok hotel prodeo setelah dirinya digelandang oleh polisi dalam percobaannya untuk melakukan pelecehan seksual terhadap seorang penumpang kereta pada 11 Mei 2017 lalu. Elvis yang tengah dalam perjalanan di jalur Talbot – Cardiff melakukan aksinya sendirian dengan target seorang wanita yang juga tengah melakukan perjalanan sendirian.
Baca Juga: Antisipasi Pelecehan Seksual di KRL, Ikuti Tips Berikut Ini
Dalam melancarkan niat bejatnya, Elvis mencoba untuk mengucapkan beberapa kata kotor secara eksplisit kepada korban sebelum akhirnya berusaha untuk menariknya ke dalam toilet. Elvis pun sudah berjaga-jaga jikalau niatnya tersebut tidak bisa terlampiaskan. Ia membekali dirinya dengan sebuah pisau lipat yang bisa saja digunakan untuk mengancam alih-alih sang korban menolak ataupun melakukan perlawanan.
Merasa diri korban yang tidak disebutkan namanya tersebut berada di dalam ancaman, Ia lalu memutuskan untuk berpindah kereta, menyalakan alarm, dan melaporkan percobaan pelecehan yang baru saja Ia dapat kepada petugas. Malang, alih-alih menggiring wanita incarannya tersebut ke dalam toilet, Elvis malah digelandang oleh pihak keamanan setempat untuk dimintai keterangan atas tindakan yang Ia lakukan.
Dalam pemeriksaannya, pihak kepolisian menemukan pisau lipat yang Ia gunakan untuk melancarkan niatnya. Penemuan barang bukti tambahan tersebut seolah memojokkan posisi Elvis dan membuatnya tidak bisa mengelak di hadapan polisi. Keesokan harinya, Elvis mengakui perbuatannya di depan Hakim di Pengadilan Cardiff. Atas kesalahannya, Ia terpaksa mendekam di balik jeruji besi selama empat bulan dengan denda £ 115 dan biaya pengadilan sebesar £ 85.
Ceri Frost dari British Transport Police memuji tindakan korban yang berani untuk melaporkan tindakan pelecehan tersebut. “Ini merupakan percobaan pelecehan yang menakutkan,” tutur Ceri seperti yang KabarPenumpang.com lansir dari laman coventrytelegraph.net, Jumat (2/6/2017). “Tidak seorangpun ingin menjadi sasaran perilaku seksual, tidak hanya di kereta api, melainkan di manapun itu,” tambahnya.
Baca Juga: Tangkal Pelecehan Seksual, Taksi dan Ojek Perempuan Bisa Jadi Solusi
Menurut Ceri, wajar saja jika korban kaget dengan tindakan yang ia terima dari Elvis, mengingat si korban tidak melakukan suatu hal yang dapat memancing Elvis melakukan percobaan tindakan tidak senonoh tersebut. Ceri juga menambahkan kondisi korban kini masih mengalami trauma, terutama jika bepergian sendiri. “Dia sangat trauma dengan insiden kala itu dan akibatnya, Ia tidak lagi merasa nyaman bepergian sendiri.” Jelas Ceri.
Lebih lanjut, Ceri menghimbau kepada seluruh pengguna jasa layanan kereta api untuk tidak segan melaporkan jika ada temuan berbau kriminal sepanjang perjalanan. Sedikit banyaknya, hal semacam ini menjadi tugas para penyedia jasa layanan perjalanan berbasis massa untuk lebih memperhatikan segi keamanannya. Selain dapat mencegah terjadinya tidak kriminal, penempatan personil keamanan juga dapat menambah rasa percaya dari para konsumennya. Pada akhirnya, Ceri beserta jajarannya akan selalu bekerja keras untuk menegakkan keadilan dan keamanan. “Kami akan menerima setiap laporan dan akan selalu bekerja tanpa kenal lelah untuk menegakkan keadilan.” Tutupnya.