Berbagai macam desain kendaraan kini hadir untuk membantu orang di masa pandemi dan mencegah penularan Covid-19. Salah satunya adalah dari pelajar Singapura berusia 23 tahun. Dia merupakan bagian dari tim beranggotakan empat orang yang telah memenangkan kompetisi desain internasional dengan bus anti pandemi.
Baca juga: Arsitek Asal Milan Buat Desain Trem yang ‘Friendly’ di Masa Pandemi
Ryan Teo bersama dengan tiga mahasiswa asing lain yang baru ditemu di Zoom menciptakan apa yang disebut Futurebus dalam waktu 24 jam. Adapun fitur bus tersebut yakni pintu geser yang didesain sepanjang bus, teknologi pembayaran jarak jauh untuk menggantikan pembaca kartu fisik dan pegangan tangan berputar yang disterilkan oleh strip UV.
Dilansir KabarPenumpang.com dari straitstimes.com (22/9/2020), Teo mengatakan, desain ini dapat membuat transportasi umum lebih aman tanpa menurunkan kapasitas bus karena jarak sosial yang harus dilakukan di masa pandemi. Teo bekerja bersama Yang Shunli dari Universitas Politeknik Hong Kong, William Ma dari Universitas Harvard dan Li Xin dari Universitas Shanghai Jiao Tong.
“Saya selalu merasa jelas bahwa Singapura memiliki salah satu sistem transportasi umum terbaik di dunia. Meski begitu, tidak ada sistem di dunia yang cocok untuk situasi pandemi,” kata mahasiswa tahun terakhir di Northwestern University di Amerika Serikat itu.
“Konsep Futurebus kami dirancang dengan pemikiran ini saat kami bertanya pada diri sendiri, bagaimana kami bisa menjaga transportasi umum tetap aman tanpa menurunkan kapasitas kendaraan?” tambah pria muda itu.
Tantangan FourC ini sendiri dilakukan pada bulan Juni tersebut diselenggarakan oleh Shanghai Jiao Tong University yang diikuti oleh lebih dari 200 mahasiswa dari 52 universitas bersaing dalam “sprint desain” 24 jam. Setiap tim ini dibentuk secara acak oleh penyelenggara dan kolaborasi berlangsung dari jarak jauh.
Kemenangan yang dibuat oleh Teo dan tim mendapatkan hadiah utama S$10 ribu atau sekitar 50 ribu yuan. Bahkan kemenangannya ini menarik perhatian media yang tidak terduga dari berbagai negara termasuk Amerika, Cina dan Spanyol.
Teo mengatakan, idenya inventif dan diadaptasi dari teknologi yang ada. Meski ini lebih merupakan eksperimen dari pikiran, tetapi keempatnya mencoba memastikan Futurebus menjadi proposal yang layak baik dari segi biaya dan terlihat lebih masuk akal.
Untuk diketahui, pengadopsian pegangan berputar, mereka terinspirasi dari dudukan toilet yang terdapat di Bandara O’Hare Chicago yang mana penutupnya berputar setelah digunakan. Sehingga nantinya pegangan Futurebus juga akan berputar 360 derajat setiap bus berhenti di halte dan dibersihkan agar penumpang tak perlu menyesuaikan pegangan mereka.
Sedangkan sistem pembayaran jarak jauh tersebut sudah lama ada dan Teo terinspirasi dari sisem yang dikembangkan oleh ST Engineering, di mana penumpang hanya membawa gelang Identifikasi Frekuensi Radio jarak jauh, kartu atau tag kunci. Mereka kemudian dapat berjalan melalui bingkai bebas penghalang dan tarif mereka secara otomatis dipotong tanpa harus mengetuk kartu atau menunggu gerbang dibuka.
Baca juga: Mobil Otonom May Mobility Mengular dengan Proteksi Anti Covid-19
Bersama dengan pintu geser Futurebus yang panjang, penumpang tidak lagi harus berkerumun di sekitar pintu sempit tempat pembaca kartu berada di bus saat ini.
“Kami mendesain ulang denah lantai bus untuk meminimalkan penyeberangan jalur penumpang. Dengan cara ini, penumpang bisa langsung turun dari bus daripada harus berjalan melalui bus untuk sampai ke pintu keluar,” kata dia.