Tuesday, July 2, 2024
HomeAnalisa AngkutanFlight 139 - Ketika Pesawat Air France Dibajak Pejuang Palestina dan Teroris...

Flight 139 – Ketika Pesawat Air France Dibajak Pejuang Palestina dan Teroris Jerman, Penumpang Yahudi Dibantai

Pada hari ini, 48 tahun yang lalu, bertepatan dengan 27 Juni 1976, pesawat Airbus A300B4-203 Air France dengan nomor penerbangan 139 (flight 139) dibajak oleh empat teroris; dua pejuang Palestina dan dua Fraksi Tentara Merah (geng Bader-Meinhof) Jerman. Pesawat saat itu sedang dalam perjalanan menuju Paris, Perancis dari Tel Aviv, Israel, transit di Athena, Yunani, yang menjadi lokasi pembajakan.

Baca juga: Hari Ini, 46 Tahun Lalu, TWA Flight 841 Dibom Pemuda Palestina Gegara Intel Israel

Dilansir sahistory.org, setelah dibajak, teroris minta pesawat diarahkan ke Benghazi, Libya. Namun, terjadi penolakan di darat. Setelah sekitar enam jam setengah, pesawat akhirnya mendarat di Bandara Entebbe, Uganda, atas restu dari Presiden Uganda saat itu, Idi Amin, yang pro Arab dan pro pejuang Palestina. Tak hanya itu, ia juga menempatkan puluhan tentaranya di bandara.

Usai mendarat di Bandara Entebbe, para pembajak hanya menyandera 105 penumpang Yahudi dan Israel serta membebaskan penumpang lainnya non-Yahudi. Mereka menuntut agar Israel membebaskan 53 tawanan Palestina yang dipenjara dan sebagai gantinya 100 sandera Yahudi akan dibebaskan.

Namun, hal itu ditolak oleh Pemerintah Israel yang ketika itu dipimpin oleh Perdana Menteri Yitzhak Rabin. Justru sebaliknya, ia memerintahkan untuk dilakukan Operasi Entebbe yang dipimpin oleh adik dari pemimpin oposisi Israel Benjamin Netanyahu, Yonatan “Yoni” Netanyahu.

Pada tanggal 4 Juli, sekitar 200 pasukan khusus tentara Israel diterjunkan di Bandara Entebbe dari empat pesawat Hercules C-130 setelah menempuh perjalanan jauh sekitar 4.000 km. Tak sampai 90 menit, mulai dari pesawat mendarat sampai lepas landas dari bandara tersebut, operasi kilat dilangsungkan.

Semua pembajak yang berjumlah tujuh orang dan 48 tentara Uganda tewas ditangan pasukan khusus Israel. Namun, itu semua harus dibayar mahal dengan tewasnya tiga sandera dan satu komandan pasukan Israel, Yonatan “Yoni” Netanyahu.

Yoni tewas di tangan tentara Uganda yang bersembunyi di atas menara dan dengan leluasa menembaknya dari belakang hingga tewas. Adapun 102 sandera berhasil kembali ke keluarga masing-masing dengan selamat.

Aksi penyelamatan Yoni dan Operasi Entebbe secara keseluruhan pun diabadaikan lewat sebuah film berjudul 7 Days In Entebbe.

Atas dedikasi dan aksi heroiknya menyelamatkan ratusan sandera Yahudi, Yoni terus mendapat pujian sampai saat ini. Terkahir, pujian terlontar dari lisan Presiden Isreal saat ini, Isaac Herzog, yang menyebutnya sebagai “pahlawan nasional dan alkitabiah.”

Baca juga: Hari Ini, 52 Tahun Lalu, Pesawat Japan Airlines Flight 351 Dibajak Tentara Merah Jepang ‘Yodo Nine’

Sejak saat itu sampai saat ini, di tanggal tersebut selalu dilakukan upacara peringatan secara nasional. Pada tahun 2021, peringatan Operasi Entebbe juga dibarengi dengan pembukaan Pusat Studi Yahudi di Uganda yang didedikasikan untuk Yoni.

Selain sebagai wadah pengenalan Israel dan Yahudi, Pusat Studi Yahudi itu juga difungsikan sebagai Sinagog dan pusat komunitas Yahudi di Uganda.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru