Bagi pencinta anime One Piece, logo maskapai Japan Airlines (JAL) sekilas sangat mirip dengan lambang keluarga atau klan Kozuki Sukiyaki/Oden. Meski tak mirip identik, tetapi, usut punya usut, antara logo JAL dengan lambang klan Kozuki memiliki filosofi yang sama.
Baca juga: Japan Airlines Bingung Saat Orang Terberat di Dunia Naik Pesawat, 16 Kursi Jadi ‘Korban’
Dikutip dari logos.fandom.com, sejak pertama kali didirkan pada 1 Agustus 1951, di Shinagawa, Tokyo, Jepang, JAL tercatat sudah enam kali mengganti logo. Logo pertama maskapai yang melaporkan mengalami kerugian 286,7 miliar yen (US$ 2,6 miliar) atau Rp36 triliun lebih dalam periode setahun Maret 2020-Maret 2021 ini mengusung gambar mirip pesawat.
Tak ada keterangan resmi terkait logo ini. Tetapi, logo ini bisa dibilang mirip dengan pesawat-pesawat andalan Jepang di Perang Dunia II. Logo ini bertahan selama sembilan tahun, dari tahun 1951-1959.
Barulah di tahun 1959, Japan Airlines mengadopsi logo khusus yang dikenal sebagai Tsurumaru. Logo ini menjadi bagian yang tak terpisahkan selama bertahun-tahun, membersamai maskapai hingga menjadi jauh lebih besar secara bisnis dari sembilan tahun awal maskapai berdiri.
Disebutkan, logo Tsurumaru JAL ini dibuat pada tahun 1958 oleh Jerry Huff, direktur kreatif di Botsford, Constantine and Gardner dari San Francisco, yang telah menjadi biro iklan untuk Japan Airlines sejak maskapai berdiri.
Logo baru ini sebetulnya tidak terpikirkan sejak awal, tetapi lebih karena didorong oleh momentum besar JAL saat membeli pesawat baru Boeing 747.
Ketika itu, pesawat Boieng 747 sangat fenomenal dan maskapai yang mengoperasikannya pasti mempunyai gagasan besar di tataran industri penerbangan global. Tak ayal, JAL memutuskan untuk membuat logo baru untuk diperkenalkan ke publik saat penerbangan pertama maskapai bersama Boeing 747.
Perjalanan terciptanya logo Tsurumaru ini sangat berkesan. Disebutkan, sang kreator, Jerry Huff, berusaha untuk lebih mengenal budaya Jepang saat proses mencari inspirasi.
Selain itu, perusahaan yang sejak awal bermitra di banyak bidang dengan Japan Airlines ini juga sudah berpengalaman keliling Jepang untuk berbagai proyek, seperti pemotretan di 20 lokasi favorit di Jepang dan lain sebagainya.
Atas berbagai pengalamannya itu, Jerry merasa pengetahuannya tentang Jepang sama dengan pengetahuannya tentang tanah kelahirannya, Amerika Serikat.
Entah bagaimana awalnya, ia disebut mendapat buku tentang budaya Jepang dari warga lokal.
Di dalam buku tersebut, Jerry melihat banyak hewan bangau dan mitos bangau di Jepang seluruhnya positif, seperti bermakna pasangan seumur hidup atau lambang kesetiaan dan lambang kekuatan atau dalam hal ini terbang tinggi berkilo-kilometer tanpa sedikitpun lelah.
Lebih spesifik lagi, bangau ini disebut sebagai lambang pribadi kelularga samurai Jepang, sangat mirip dengan filosofi lambang bangau milik keluarga Kozuki yang juga berasal dari kalangan samurai sarung pedang merah. Jadi, bisa dibilang, logo JAL dan lambang klan Kozuki berasal dari embrio yang sama, yakni keluarga samurai Jepang.
Dikarenakan logo di zaman itu banyak yang berupa bulat, bangau tersebut akhirnya disesuaikan sampai akhirnya terciptalah logo Tsurumaru JAL.
Meski sempat mendapat sedikit revisi atas permintaan JAL untuk kesesuaian pangsa pasar di Amerika, lgo Tsurumaru akhirnya tetap dipertahankan dan digunakan JAL selama 40 tahun sampai tahun 1989.
Baca juga: Usung Oryx Sebagai Ikon, Ini Filosofi Logo Maskapai Qatar Airways
Di tahun 1989–2002, maskapai nasional Jepang itu menggunakan logo akronim maskapai, yaitu JAL, ditambah persegi panjang berwarna merah dan abu-abu. Logo yang sama juga digunakan pada tahun 2002–2011 dengan perbedaan mencolok di bagian aksen garis diagonal.
Di sela-sela itu, logo Tsurumaru JAL sempat digunakan kembali pada tahun 1989–2002 dengan modifikasi sedikit di bagian akronim JAL. Logo Tsurumaru akhirnya disempurnakan pada tahun 2011 dimana logo Tsurumaru di tahun 1989–2002 pada akronim ‘JAL’ diganti dengan font yang lebih tegas dan ditambah tulisan ‘Japan Airlines’ di bagian bawah logo dan terus digunakan sampai saat ini.