Monday, November 25, 2024
HomeHot NewsFenomena Cuaca Baru "Danau Atmosfer," Genangan Air Seluas 1.000 km di Langit...

Fenomena Cuaca Baru “Danau Atmosfer,” Genangan Air Seluas 1.000 km di Langit Samudra Hindia

Ilmuan atmosfer, Brian Mapes dan Wei-Ming Tsai beserta tim, berhasil menemukan badai jenis baru di langit Samudra Hindia yang dinamakan “danau atmosfer.” Fenomena cuaca atau meteorologi baru ini muncul dari kumpulan uap air terkonsentrasi yang bergerak agak lambat dan menciptakan ‘genangan’ di langit setinggi beberapa sentimeter dan lebar seluas 1.000 km (620 mil).

Baca juga: Mendarat di Tengah Terjangan Badai 150 Km Per Jam, Pilot Airbus A380 Dimarahi Pihak Maskapai

Kedua ilmuan tersebut berhasil menemukan danau atmosfer saat mempelajari pola cuaca di atas Samudra Hindia, wilayah yang menurut mereka tidak menarik banyak perhatian para ahli meteorologi. Tim secara khusus memeriksa pola hujan dan uap air yang terjadi pada skala sehari-hari.

Struktur baru tersebut terkait dengan ‘sungai’ di atmosfer, sebuah fenomena umum yang dipelajari dengan baik dan melibatkan gumpalan tipis uap air pekat yang panjang dan dapat membentang hingga ribuan kilometer. ‘Sungai-sungai’ yang bergerak cepat ini dapat membawa sejumlah besar air dan berubah menjadi hujan.

Dilansir New Atlas, danau atmosfer lahir dari ‘sungai’ langit. Tetapi, pada titik tertentu mereka terjepit, membentuk massa uap air yang terkonsentrasi dan terisolasi. Danau-danau ini kemudian melayang sangat lambat melintasi langit, di daerah di mana kecepatan angin sekitar nol.

Ilmuan Brian Mapes dan Wei-Ming Tsai serta tim mengaku mempelajari data satelit Samudra Hindia selama lima tahun dan mengidentifikasi 17 danau atmosfer yang berlangsung lebih dari enam hari. Ke semua danau atmosfer itu terjadi di semua musim dan berad di 10 derajat khatulistiwa. Di beberapa kondisi, danau atmosfer bahkan bisa berubah menjadi siklon tropis.

Dalam survei awal untuk membuat katalog badai semacam itu, Mapes menggunakan data satelit selama lima tahun untuk menemukan 17 danau atmosfer yang berlangsung lebih dari enam hari dan dalam jarak 10 derajat khatulistiwa, di semua musim. Danau lebih jauh dari khatulistiwa juga terjadi, dan kadang-kadang menjadi siklon tropis.

Danau atmosfer berlangsung selama berhari-hari dan terjadi beberapa kali dalam setahun. Jika semua uap air dari danau-danau ini dicairkan, itu akan membentuk genangan air yang dalamnya hanya beberapa sentimeter dan lebarnya sekitar 1.000 kilometer (sekitar 620 mil).

Jumlah air ini dapat menciptakan curah hujan yang signifikan untuk dataran rendah kering di negara-negara Afrika timur di mana jutaan orang tinggal, menurut Mapes.

Baca juga: Kenapa Kapal Pesiar Bisa Tahan Terjangan Badai? Ternyata Jawabannya Sangat Sederhana!

Ini adalah tempat yang rata-rata kering, jadi ketika [danau atmosfer] ini terjadi, itu pasti sangat penting,” kata Mapes.

“Saya berharap dapat mempelajari lebih banyak pengetahuan lokal tentang mereka, di daerah ini dengan sejarah bahari yang terhormat dan mempesona di mana para pelaut yang jeli menciptakan kata monsun untuk pola angin, dan tentu saja memperhatikan badai hujan sesekali ini juga,” ujarnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru