Tak hanya kabar meningkatnya ridership atau penumpang MRT Jakarta, tetapi dari pembangunan fase 2 juga ada beberapa hal menarik. Salah satunya adalah penetapan formal fase 2B dari Kota menuju Ancol Barat.
Baca juga: Ridership Meningkat, MRT Jakarta Hadirkan Kereta Khusus Pesepeda Non Lipat
“Kemajuan bagus karena kita pastikan fase 2B yang sudah kita sampaikan sebelumnya sudah dapat ketetapan formal dan akan berakhir di Ancol Barat dari Kota dari rekomendasi Trase dan diikuti dengan penlok (penetapan lokasi) oleh Pemprov dengan keputusan Gubernur,” kata Direktur utama PT MRT Jakarta William Sabandar.
Dia menjelaskan akan ada penambahan tiga stasiun dari Kota menuju ke Ancol Barat. Adapun lintasannya yakni dari Mangga Dua, jalur akan dibelokkan ke kiri masuk ke atas Ancol baru dan stasiun terakhir di depo Ancol Barat.
William menjelaskan, pihaknya saat ini tengah upayakan pendekatan untuk pembangunan depo di Ancol Barat sehingga desainnya di platform dengan luas lahan 19 Ha bisa di mix untuk kepentingan komersial. Dia menyebutkan, di lahan 19 Ha untuk depo Ancol Barat bisa menampung 31 trainset.
“Lahan 19 Ha itu akan mengakomodir 31 trainset dan yang sekarang kita adakan 14 trainset. Ini untuk jangka panjang kalau jalur Barat ke Timur dan Utara ke Selatan akan berkembang lagi. Selain itu, ini lahan untuk berbagai pengetesan yang dipersyaratkan Ditjen AK,” jelas William.
Nantinya dalam pembangunan fase 2B, William menyebutkan pendanaannya masih proses formal untuk penambahan pinjaman dari JICA. Kemudian pihak JICA akan datang untuk assessment perkiraan kebutuhan pinjaman akan butuh berapa banyak. Sehingga setelah fact dinding akan diketahui berapa penambahannya antara pemerintah Jepang dan Indonesia bisa ditanda tangani untuk pinjaman.
Untuk diketahui fase 2B sudah masuk blue bikk di Bappenas agar bisa masuk pinjamkan dengan JICA. Terkait masalah korosi karena letak depo di Ancol Barat yang bisa dikatakan bersebelahan langsung dengan laut, William menjelaskan, ini bukanlah hal baru.
“Teknologi di Jepang dan Eropa yang memiliki terowongan di bawah laut sudah memiliki teknologi. Studi UI juga sudah ada untuk lihat penting bangun infrastruktur bawah tanah,” jelasnya.