Lembaga Penerbangan dan Antarikasa Nasional Amerika Serikat (NASA) dikabarkan tengah sibuk mengembangkan mesin turbofan generasi terbaru. Mesin ini disebut dapat mencapai tingkat ekstraksi daya hingga empat kali lipat dari tingkat ekstraksi daya mesin pesawat tercanggih saat ini. Tak hanya itu, pada saat yang sama, mesin itu juga membakar bahan bakar hingga 10 persen lebih sedikit atau 10 persen lebih hemat.
Baca juga: Kabar Baik, Rolls-Royce Mulai Uji Mesin 100 Persen Ramah Lingkungan!
Cara terbaik untuk melakukan ini, kata NASA, dengan meningkatkan rasio bypass, yaitu membuat kipas di depan mesin lebih besar untuk memungkinkan peningkatan aliran udara, tetapi pada saat yang sama mengurangi ukuran inti mesin untuk mengurangi konsumsi.
Dilansir autoevolution.com, mesin turbofan generasi terbaru di bawah proyek Hybrid Thermally Efficient Core (HyTEC) tersebut saat ini masih berjalan bersama mitra teknologi juga dari Amerika Serikat (AS), Honeywell.
Bersama Honeywell, NASA fokus untuk “melakukan pengembangan dan pengujian teknologi pada turbin bertekanan rendah yang canggih”. Data yang dikumpulkan akan digunakan untuk “menetapkan dasar ekstraksi daya turbofan sambil juga mengembangkan alat prediksi komputasi.”
Selain Honeywell, di tempat terpisah, NASA juga menggandeng General Electric dan menandatangani kontrak kerjasama untuk “mendemonstrasikan dan menilai ekstraksi tenaga turbofan dan mengintegrasikan mesin listrik seperti motor dan generator.”
“Setelah HyTEC dan mitranya (GE dan Honeywell) melakukan ekstraksi daya, mesin baru ini dapat dikombinasikan dengan komponen megawatt-class lain yang kami kembangkan untuk propulsi pesawat listrik,” kata Barbara Esker, wakil direktur program AAVP NASA.
“Bersama dengan kemajuan dalam pembuatan pesawat komposit berkualitas tinggi dan konfigurasi inovatif seperti transonic truss-based wing, NASA dapat mengubah keberlanjutan jangka panjang pesawat komersial,” lanjutnya.
Sebagaimana namanya, NASA memang tidak hanya fokus pada bidang antariksa saja, melainkan juga dunia penerbangan secara umum. Di antara berbagai proyek garapan NASA di bidang penerbangan, proyek menghidupkan kembali penerbangan komersial supersonik adalah salah satunya.
Di penghujung tahun 2019 lalu, NASA secara mengejutkan menyebut bahwa pihaknya telah menuntaskan uji terbang terakhir pesawat supersonik X-59 QueSST. Menariknya, uji penerbangan itu berjalan lancara dan sesuai rencana. Pesawat hasil pengembangan NASA-Lockheed ini dirancang untuk bisa mereduksi efek dari ‘sonic boom’ dan meminimalisir suara yang dihasilkan oleh mesin pesawat.
Baca juga: NASA Luncurkan Aplikasi untuk Teliti Kelelahan dalam Penerbangan, FAA: Cocok untuk Pilot
Terobosan yang coba dibawa oleh X-59 QueSST ini merupakan kebalikan dari penerbangan supersonik era Concorde, dimana salah satu variabel yang menurunkan tahta Concorde dari jagad aviasi global adalah ‘sonic boom’ yang dihasilkan oleh pesawat.
Secara agenda, tahun 2021 seharusnya pesawat sudah bisa diproduksi. Namun, seiring virus Corona mewabah di seluruh dunia dan membuat industri penerbangan global berantakan, proyek peluncuran pesawat supersonik X-59 QueSST belum terdengar kembali.