Bercerita tentang kereta ringan dengan jalur layang, di Indonesia saat ini sudah ada dua yang beroperasi, yaitu Skytrain di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Light Rail Transit (LRT) di Palembang. Menawarkan sensasi baru sudah pasti, namun model kereta layang juga menyiratkan tantangan baru dalam hal evakuasi, maklum berada di ketinggian elevated track, membuat penumpang harus melakukan cara-cara khusus untuk keluar dari kereta dan berjalan menyusuri emergency walkway menuju stasiun terdekat.
Baca juga: LRT Palembang Mogok, Ada Apa dengan Produk PT INKA?
KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, LRT Palembang sendiri ternyata sudah tiga kali mogok. Kereta buatan PT INKA ini ternyata mogok karena beberapa hal sejak beroperasi pada 23 Juli 2018 kemarin.
1. Sensor pintu
Untuk pertama kalinya, LRT Palembang terhenti lajunya atau mogok tiba-tiba karena posisi pintu rangkaian kereta dalam kondisi terbuka. Ini mengakibatkan sistem keamanan atau failure safe kereta bekerja. Sistem keamanan LRT sendiri dirancang sebagai pengamanan sosial, apalagi saat itu kereta dalam keadaan standby. Sehingga kereta tidak bisa dijalankan selama indikator dari salah satu sensor keamanan itu menyala.
2. Masalah sinyal
LRT Palembang buatan PT INKA harus membuat penumpangnya menunggu kurang lebih dua jam di Stasiun Bumi Sriwijaya karena menunggu perbaikan sinyal yang di duga mengalami gangguan. Masalah persinyalanan ini membuat para penumpag rela menunggu demi mencoba LRT. Perbaikan sinyal tersebut kemudian di selesaikan oleh PT LEN selaku penanggung jawab sinyal kereta.
3. Prasarana
Pukul 16.30 WIB pada tanggal 12 Agustus 2018 kemarin, LRT Palembang kembali harus mogok. Penumpang yang saat itu padat harus merasakan panasnya di dalam rangkaian karena pendingin udara mati dan penumpang di evakuasi untuk berjalan melalui emergency walkway atau jalur keadaan darurat.
Diketahui pada mogok yang ketiga ini, kereta berhenti 800 meter setelah Stasiun Polresta yang berangkat dari Stasiun Jakabaring pada ketinggian sekitar 15 meter. Sehingga penumpang yang dievakuasi harus berjalan sekitar 1,7 km. Untungnya selama berjalan penumpang dalam posisi aman, sebab aliran listrik sudah dimatikan.
Baca juga: Ketika LRT Mogok, Penumpang Harus ‘Siap’ Berjalan Kaki di Elevated Track
Tak hanya LRT Palembang, saat baru beroperasi skytrain Bandara Soetta harus mengalami mogok mesin karena gangguan jaringan listrik yang terjadi. Ini terjadi sekitar pukul 09.45 WIB pada 7 Januari 2018 lalu dan membuat 30 penumpang di dua trainset harus menggunakan emergency walkway ke stasiun berikut.
Apakah insiden mogok ini akan menjadi tantangan baru bagi warga Jakarta dengan LRT dan MRT yang akan beroperasi tahun-tahun mendatang?