Astronot kawakan Jepang, Soichi Noguchi, resmi tercatat dalam tinta emas sejarah sebagai penumpang atau astronot internasional pertama yang terbang dengan pesawat ruang angkasa komersial Amerika Serikat (AS), SpaceX.
Baca juga: Sebelum Terbang dengan Kapsul Boeing CST-100 Starliner, Astronot Berlatih dengan VR
Kepastian itu didapat setelah kapsul SpaceX Dragon bernama “Resilience” yang ia tumpangi bersama tiga astronot NASA Michael Hopkins, Victor Glover dan Shannon Walker berhasil tiba di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Selasa (17/11).
Selain itu, Noguchi menjadi orang non-Amerika pertama dan satu-satunya orang ketiga dalam sejarah yang diluncurkan dari Bumi untuk misi orbit dengan tiga jenis pesawat ruang angkasa. Hingga Crew-1, hanya dua astronot NASA yang mencapai prestasi tersebut, yaitu Walter “Wally” Schirra, yang terbang dalam misi Mercury, Gemini dan Apollo; dan John Young, yang meluncurkan misi Gemini, Apollo, dan pesawat ulang-alik.
Bukan hanya itu, pria 55 tahun, yang pertama kali ke luar angkasa pada 2005 (misi luar angkasa ke-31 Discovery STS-114), Soyuz TMA-17, dan Ekspedisi 22 ke ISS ini, juga menjadi salah satu dari lima astronot yang terbang dengan tiga sistem peluncuran berbeda.
“Suatu kehormatan memiliki pengalaman yang sama seperti yang dilakukan John Young. Saya masih ingat hari-hari kandidat astronot, ketika saya datang ke sini pada tahun 1996, John Young masih menerbangkan T-38 (pesawat jet latih sayap rendah untuk melatih astronot NASA). Jadi saya mendapat hak istimewa untuk terbang bersamanya. Jadi itu benar-benar suatu kehormatan,” ujarnya.
Dilansir spaceflightnow.com, astronot JAXA (Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang) pemegang sertifikat Flight Instrument-Instructor (CFII) dan Multi Engine Instructor (MEI) ini diproyeksikan bakal tinggal selama enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
JAXA, Eropa, dan Kanada memang dimungkinkan untuk bergabung dengan NASA dalam untuk eksplorasi luar angkasa. Tentu dengan membayar sejumlah uang. Jadi, sekalipun Jepang belum sanggup untuk membuat pesawat ulang alik, mereka tetap bisa mengirim astronot ke luar angkasa. Terbukti, di Jepang sendiri, Soichi Noguchi merupakan orang kelima yang berhasil mencapai luar angkasa.
“Sangat menarik bahwa di Jepang kami tidak memiliki kendaraan luar angkasa sendiri, tetapi berdasarkan kerja sama internasional saya akan dapat mencapai tonggak sejarah besar ini. Tentu saja, ada lebih banyak orang di belakangku, jadi ini baru permulaan,” jelasnya.
Sebetulnya, Noguchi dan tiga astronot NASA merupakan grup astronot kedua yang terbang dengan SpaceX’s Dragon. Namun karena misi pertama, Demo-2, adalah uji terbang, maka Hopkins, Glover, Walker dan Noguchi telah ditunjuk sebagai “Crew-1”.
Misi Crew-1 akan mencapai tujuan NASA dan mitra komersialnya untuk mengembalikan penerbangan rotasi awak reguler ke Amerika Serikat sejak akhir program pesawat ulang-alik pada 2011. Sebagai upaya komersial -SpaceX, bukan NASA, yang memiliki dan mengoperasikan Dragon dan roketnya, Falcon 9- misi Crew-1 akan menjadi yang pertama untuk badan antariksa AS.
“Ini adalah pertama kalinya kami pergi dengan empat awak ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dengan kendaraan awak komersial,” kata Administrator NASA Jim Bridenstine pada Jumat (13 November). “Ini adalah pertama kalinya kami pergi dengan salah satu mitra internasional kami, Jepang, dan kami sangat berterima kasih atas kemitraan luar biasa yang kami miliki dengan Jepang.”
“Dan ini pertama kalinya kami pergi sebagai kendaraan komersial dengan manusia ke orbit yang dilisensikan oleh FAA (Federal Aviation Administration),” kata Bridenstine. “Ada banyak hal pertama dalam penerbangan ini dan banyak penemuan menakjubkan yang akan terjadi oleh empat astronot luar biasa ini selama enam bulan ke depan.”