Di tengah masa-masa sulit akibat pandemi virus Corona, industri penerbangan dunia justru kedatangan maskapai baru, Ecuatoriana Airlines. Maskapai yang berbasis Quito, Ekuador, itu sebetulnya sudah berdiri sejak Mei 1957, namun pada 2006 maskapai itu stop operasi akibat kesulitan keuangan.
Baca juga: Zipair Tokyo Akhirnya Resmi Mengudara Saat Maskapai Lain Bangkrut, Tapi Hanya Penerbangan Kargo
Kendati sudah mendapat suntikan modal dari investor baru, namun, memulai kembali operasi dengan re-branding dan strategi baru di era dimana maskapai sedunia justru terancam bangkrut, tentu bukanlah pilihan terbaik.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) sendiri akhir Desember lalu memprediksi maskapai penerbangan global bakal merugi hingga US$157 miliar atau sekitar Rp2.219 triliun lebih (kurs Rp14.135) sepanjang 2020 dan 2021. Parahnya lagi, perkiraan itu ialah hitungan kasar dan bisa jadi jauh lebih buruk.
Sampai akhir Desember 2020 lalu, laporan allplane.tv, sudah ada 30 maskapai bangkrut. Laporan CNBC International bahkan lebih besar, dimana 40 maskapai di seluruh dunia dinyatakan bangkrut. Angka itu pasti akan bertambah seiring ketidakjelasan masa depan penerbangan global.
Kendati demikian, di dalam bisnis, termasuk bisnis penerbangan, akan selalu datang dan pergi. Lagi pula, kedatangan Ecuatoriana Airlines di sisi lain memang terbilang tepat. Saat ini, maskapai penerbangan yang beroperasi di Ekuador hanya menyisakan Avianca dan LATAM, setelah pada tahun 2020 lalu pemerintah menyetop operasional maskapai regional di negara itu, TAME Ecuador.
Avianca dan LATAM sendiri bukan berarti mendominasi secara mutlak. Keduanya diketahui tengah menjalani prosedur kebangkrutan Bab 11 dan mau tak mau harus mengurangi operasi mereka.
¡Bienvenidos al #ClubdeFundadores de #EcuatorianaAirlines! Aquí podrás, muy pronto, obtener grandes y exclusivos beneficios en nuestra aerolínea. Todos los detalles aquí 👇, pero no olvides de compartirlo con tus amigos 😉 los cupos serán limitados https://t.co/hHD207nMJj pic.twitter.com/KroRzi2SPz
— Ecuatoriana Airlines (@EcuatorianaAir) February 11, 2021
Avianca sejauh ini memiliki lima rute domestik di Ekuador, mengoperasikan 20 penerbangan mingguan dan menawarkan 2.655 kursi. Sedangkan menerbangi enam rute domestik Ekuador dengan 16 penerbangan harian dan tiga rute internasional.
Secara segmen, Avianca merupakan maskapai full service dan LATAM Airlines merupakan maskapai LCC. Antara maskapai LCC dan full service tentu ada pasar medium service. Di situlah Ecuatoriana Airlines berada.
“(Ecuatoriana) akan berada di tengah antara maskapai berbiaya rendah (LCC) dan maskapai full service. Tarif kami akan rendah. Kisaran harga pada rute tertentu hanya sekitar antara 50 dan 65 dolar,” kata Eduardo Delgado, CEO Ecuatoriana Airlines.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, Ecuatoriana Airlines akan beroperasi dengan enam pesawat Bombardier Q Series atau Dash 8, yaitu seri Q400 dengan kapasitas 76 penumpang dan Q200 kapasitas 37 penumpang.
Baca juga: Cathay Dragon Bangkrut, Ribuan Pilot dan Pramugari Gigit Jari!
Saat ini, maskapai baru itu masih dalam proses memperoleh Air Operator Certificate (AOC) dan paling lambat baru akan menerimanya pada Juni 2021 mendatang. Seluruh persiapan lain seperti awak pesawat, staf darat, karyawan kantor, logo, perizinan dari pemerintah kota, dan lain sebagainya telah dan akan dipersiapkan mulai April mendatang.
Begitu juga dengan rute, sekalipun sudah ada desas-desus bahwa Ecuatoriana Airlines akan beroperasi di 29 rute dari tujuh kota, namun, kepastiannya baru akan diumumkan nanti tak lama setelah AOC diterima maskapai.