Yamanote Line atau Jalur Yamanote, dikenal sebagai jalur kereta komuter tersibuk dan terpenting di Tokyo. Sebagai jalur melingkar, jalur ini menghubungkan hampir semua stasiun kereta api dan wilayah utama di Tokyo meliputi Yūrakuchō, Shibuya, Shinjuku, dan Ikebukuro. Setiap harinya, diperkirakan ada 3,55 juta penumpang yang menggunakanJalur Yamanote. Dan belum lama ada kabar baru terkait Jalur Yamanote, dimana layanan kereta yang dijalankan secara otomatis sudah mulai mengular di jalur tersebut.
Dikutip dari nhk.or.jp (11/10/2022), East Japan Railway selaku operator telah mengembangkan sistem operasi otomatis untuk mengantisipasi kekurangan pengemudi di masa depan, pasalnya populasi penduduk di Jepang cenderung menurun.
Sebagai bagian dari persiapan, sejak empat tahun lalu, East Japan Railway memulai uji coba selama jam tengah malam setelah layanan di jalur lingkar Yamanote. Dan uji coba siang hari tanpa penumpang sudah digelar sejak Februari tahun ini.
Dan pada hari Selasa lalu, kereta yang dilengkapi dengan Automatic Train Operation system beroperasi untuk pertama kalinya dengan penumpang di dalamnya. Kereta yang terdiri dari 11 gerbong reguler, bertanda “ATO,” meninggalkan Stasiun Osaki sesaat sebelum jam 4 sore.
Pengemudi hanya perlu menekan tombol saat meninggalkan stasiun. Kereta berakselerasi, melambat, dan berhenti dengan sendirinya sepanjang putaran 34,5 kilometer.
Beberapa stasiun di Jalur Yamanote belum memasang pintu peron, dan ada penyeberangan di sepanjang rute. Sistem ATO tidak dirancang untuk menghadapi situasi di mana seseorang atau kendaraan memasuki lintasan.
Jalur Yamanote punya jadwal yang sangat padat, dengan kereta tiba di stasiun setiap tiga menit. Pengoperasian kereta otomatis di lingkungan seperti itu dikatakan belum pernah terjadi sebelumnya di Jepang.
East Japan Railway berencana untuk memiliki dua kereta yang dilengkapi ATO dengan total sekitar 1.000 perjalanan selama dua bulan ke depan, dan mengumpulkan data tentang fungsi kemudi, langkah-langkah keselamatan, dan efisiensi energi.
Perusahaan menargetkan semua kereta di Jalur Yamanote dilengkapi dengan sistem tersebut sekitar tahun 2028. Ini juga bertujuan untuk hanya memiliki masinis dan tidak ada kondektur pada sekitar tahun 2030, dan pada akhirnya membuat kereta komuter ‘benar-benar’ tanpa masinis.