Berbagai wilayah di seluruh dunia berlomba-lomba melibatkan teknologi canggih untuk menangkal penyebaran virus corona, tak terkecuali dengan Dubai. Belum lama ini, salah satu dari tujuh emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab itu disebut akan memasang kamera CCTV canggih di seluruh sudut kota untuk mendeteksi suhu warga sekaligus membantu otoritas keamanan setempat menemukan titik-titik pelanggaran physical distancing.
Baca juga: Ahli Sebut Kabin Pesawat Tak Aman Cegah Corona! Video Ini Jadi Salah Satu Buktinya
Penggunaan kamera CCTV canggih berteknologi Artificial Intelligence (AI) tersebut saat ini prosesnya sudah memasuki tahap uji coba di beberapa titik. Bila berhasil dan tak ada kendala teknologi apapun, maka penggunaan kamera canggih dalam proyek ‘Oyoon’ ini akan bisa segera terlaksana setelah proses evaluasi (pasca masa ujicoba berhasil) selesai.
“Polisi Dubai menggunakan AI melalui proyek ‘Oyoon’ (yang berarti ‘mata’ dalam bahasa Arab) untuk memantau suhu orang selama wabah,” kata Brigaider Al Razooqi dalam sebuah konferensi virtual yang diadakan oleh Polisi Dubai beberapa waktu lalu, sebagaimana dikutip dari laman gulfnews.com.
“Proyek ini awalnya digunakan untuk mendeteksi seseorang yang tengah kami cari melalui pengenalan wajah dan analisis perilaku, tetapi karena penyebaran virus, kami memperbarui sistem kamera untuk memantau suhu juga,” tambahnya.
Selain itu, Al Razooqi, yang menjabat sebagai Direktur Jenderal Departemen Kecerdasan Buatan Kepolisian Dubai ini, juga menjelaskan bahwa kamera-kamera itu juga akan dapat mendeteksi jarak antar satu dengan orang lain di berbagai tempat di sudut-sudut keramian, mulai dari di dalam pusat-pusat perbelanjaan dan tempat-tempat umum lainnya. Nantinya, kamera CCTV canggih Dubai itu akan mengeluarkan peringatan jika mereka berdiri terlalu antara dekat satu sama lain.
“Kami sedang berupaya menggunakan kamera untuk menganalisis jarak antara orang-orang karena AI dapat mendeteksi jika orang-orang lebih dekat dari yang seharusnya satu sama lain (kurang dari dua meter), dan sistem dapat menghasilkan alarm ke ruang perintah,” jelasnya.
Tak cukup sampai di situ, menurut Dr Peter Clevsting, pakar teknis di Sekretariat Regional Dewan Kerjasama Teluk untuk EU CBRN (chemical, biological, radiological and nuclear) Risk Mitigation Centre of Excellence Initiative di Abu Dhabi ini, bahwa AI juga dapat digunakan untuk melacak dimana dan kapan seseorang terpapar Covid-19 dengan melakukan kontak tracing beberapa pekan sebelum divonis terpapar corona.
“Sektor kesehatan sangat terbuka untuk inovasi, teknologi baru, dan pengembangan. AI bukan solusi untuk semuanya; itu alat yang bisa kita gunakan. AI juga akan dapat memprediksi pasien mana yang lebih parah terkena penyakit daripada yang lain,” katanya.
Sementara itu, Adel Shakeri, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis di Jalan dan Otoritas Transportasi, menyarankan, agar otoritas dapat bekerja sama (dengan pihaknya) untuk melacak penyebaran virus dengan memantau GPS angkutan umum atau penggunaan nol card.