Dunia penerbangan tak akan lagi asing dengan jenis pesawat Dornier. Pesawat yang menggunakan baling-baling tersebut ada dua jenis yang terkenal hingga saat ini yakni Dornier 228 dan 328 turbopop. Baru-baru ini tepatnya pada 28 Maret 2020 prototipe pesawat amfibi terbaru Dornier Seawing Seastar berhasil lakukan penerbangan perdanannya.
Baca juga: N-219 Nurtanio, Digadang Sebagai Jawara Penerbangan Perintis di Papua
Pesawat bermesin ganda turbopop ini diterbangkan selama 31 menit yang pelaksanaan penerbangannya dilakukan di fasilitas Oberpfaffenhofen, Jerman. KabarPenumpang.com melansir dari laman flyingmag.com (31/3/2020), pada penerbangan perdananya, Wolfram Cornelius menjadi kepala pilot untuk uji coba Dornier Seawings tersebut.
“Penerbangan pertama selesai dengan sukses dan mengkonfirmasi kualitas penanganan yang bagus dari Seastar. Semua sistem berfungsi dengan baik, sistem avionik canggih mencerminkan state-of-the-art dalam desain kokpit dan merupakan dasar yang baik untuk pengemabangan masa depan,” kata Wolfram.
Pesawat ini ditenagai oleh dua mesin Pratt & Whitney Canada PT6A-135A yang ditempatkan disayapnya. Seastar adalah produk dari Dornier Seawings yang merupakan perusahaan patungan antara Dornier dan dua perusahaan Cina milik negara yang berbasis di Wuxi, Provinsi Jiangsu, Cina.
Usaha patungan ini berupaya meningkatkan perjalanan jarak pendek dan menengah dengan biaya lebih rendah dan mengurangi waktu penerbangan, namun dengan kapasitas, efisiensi, dan keamanan yang lebih tinggi. Seastar generasi terbaru dengan nomor seri SN1003 ini diproyeksikan memiliki berat lepas landas maksimum 5100 kg (11.220 pound), kecepatan jelajah maksimum 180 ktas, dan kisaran sekitar 900 nm.
Pesawat yang berkapasitas 12 penumpang ini akan ditawarkan untuk angkutan penumpang reguler, VIP, angkutan kargo hingga misi khusus. Diketahui prototipe pesawat ini merupakan pengembangan dari Seastar hasil rancangan dan pengembangan Claudius Dornier Jr di tahun 1980-an.
Dornier Seastar yang pertama, terbang perdana 17 Agustus 1984 silam. Sayangnya saat itu program Seastar ini dihentikan karena pabrik Dornier asal Jerman tersebut mengalami kesulitan finansial.
Baca juga: Jerman Datangkan Saksi Bisu Pembajakan Lufthansa 1977, Indonesia Juga Punya Sejarah Yang Mirip
Kemudian tahun 2013 lalu dua perusahaan Cina mengambil aleh aset perusahaan tersebut untuk menghidupkannya kembali. Museum Dornier di Friedrichshafen menawarkan pandangan mendalam pada sejarah perusahaan selama 100 tahun.