Terkait dengan jembatan kereta api ekstrem Pamban yang telah dikupas di artikel sebelumnya, rupanya menyisakan kisah kelam bagi dunia perkeretaapian India. Persisnya pada 22 – 23 Desember 1964, terjadi sebuah tragedi yang melanda Dhanushkodi, yang mengakibatkan tenggelamnya kota dan terbaliknya kereta penumpang Pamban-Dhanushkodi.
Baca juga: Empat Poin ini Layak Menjadikan Pamban Sebagai Jembatan Kereta Paling Ekstrem
Pada saat itu, Dhanushkodi dilanda oleh siklon tropis yang sangat kuat dengan gelombang topan yang menghantam kota tersebut. Gelombang topan yang tinggi dan kuat ini menyebabkan banjir besar dan merusak banyak bangunan, termasuk stasiun kereta api di Dhanushkodi.
Ironisnya, kereta penumpang Pamban-Dhanushkodi, yang merupakan kereta api yang menghubungkan Pulau Pamban dengan Dhanushkodi, terperangkap dalam badai tersebut. Kereta tersebut terbalik akibat gelombang topan yang kuat, dan sekitar 200 penumpang yang ada di dalamnya dinyatakan tewas dalam tragedi tersebut.
Tragedi tersebut mengakibatkan kerusakan parah dan mengubah Dhanushkodi menjadi sebuah desa hantu yang ditinggalkan. Sejak saat itu, pemerintah India memutuskan untuk tidak membangun kembali kota tersebut.
Baca juga: Jembatan Pamban, Selipkan Maut Dibalik Keindahan Pemandangannya
Dengan melaju di Selat Palk sepanjang 2.065 meter yang menghubungkan Pulau Pamban dengan daratan India di negara bagian Tamil Nadu, ditambah kondisi geografi yang berupa perairan yang cukup dalam dan terkenal dengan arus pasang yang kuat, serta angin kencang dan gelombang tinggi, maka kereta api saat melintasi jembatan Pamban harus selalu dalam kondisi waspada dengan kecepatan tidak lebih dari 45 km per jam.