Bandara Internasional King Abdulaziz Arab Saudi (KAIA) di Jeddah ditutup sementara menyusul serangan rudal dan drone peledak. Diketahui, serangan tersebut memang menyasar langsung ke fasilitas publik seperti bandara.
Baca juga: Walau Masih Lockdown, Rudal Tak Bertuan Sudah Hantam Bandara International Baghdad
Meski berhasil dicegat oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, namun, Riyadh tak ingin mengambil risiko dan akan tetap menutup bandara untuk beberapa hari ke depan. Seluruh penerbangan dialihkan ke bandara terdekat di sekitar Arab Saudi.
Dalam keadaan normal maupun ketika pandemi Covid-19, bandara yang menjadi gerbang masuk ibadah haji dan umroh tersebut biasanya merupakan bandara tersibuk di Arab Saudi. Sebelum pandemi, setidaknya ada 42 juta penumpang setiap tahun hilir mudik di bandara ini.
Seiring menegangnya hubungan Arab Saudi-Iran, Negara Minyak tersebut kerap mendapat serangan drone peledak dan rudal dari pemberontak Houthi yang didukung Negeri Syiah Iran. Hingga kini, tak terhitung berapa jumlah serangan yang sudah dilancarkan Houthi. Terbaru, enam drone peledak dan rudal yang menyasar warga sipil berhasil dicegat pasukan koalisi.
“Milisi Houthi dengan sengaja meningkatkan serangan musuh dan teroris terhadap warga sipil dan objek sipil secara sistematis,” kata Brigadir Jenderal Arab Saudi Turki al-Maliki, seperti dikutip Simple Flying dari Al Arabiya News.
Akibat serangan itu, seluruh penerbangan domestik dan internasional Bandara Jeddah dialihkan ke berbagai bandara sekitaran Jeddah. Penerbangan tersebut di antaranya Saudia, flynas, Ariana Afghan Airlines, Biman Bangladesh Airlines, Ethiopian Airlines, Qatar Airways, Egyptair, Gulf Air, Buffalo Airways, dan flydubai.
Bahkan, beberapa penerbangan dari maskapai Saudia dari Washington Dulles-Dhaka-Nairobi-Madrid serta Ethiopian Airlines A350 Addis Ababa-Jeddah, termasuk juga penerbangan flynas dan Ariana Afghan Airlines, sudah berada di langit dan tak jauh dari bandara saat Bandara Jeddah akhirnya ditutup.
Dari keempat penerbangan itu, dua di antaranya sempat berputar-putar agak lama di atas Laut Merah sebelum akhirnya dialihkan ke Madinah.
Pasar penerbangan sipil Arab Saudi diprediksi akan sangat bergairah di masa mendatang. Itu karena Kerajaan Arab Saudi tak lagi ingin bergantung pada minyak sebagai sumber pendapatan negara. Di tahap awal, negara menargetkan pariwisata menyumbang 10 persen dari PDB pada 2030 mendatang; termasuk peningkatan target jemaah umroh menjadi 30 jemaah per tahun pada 2030 dari semula hanya 8 juta jemaah pada 2015 lalu.
Oleh karenanya, Bandara KAIA terus bersolek untuk menatap visi pemerintah 2030. Selain itu, bandara ini ditargetkan bisa menjadi hub global untuk fleksibilitas operasional melalui koneksinya terhadap jaringan bandara-bandara internasional.
Baca juga: Bandara King Abdulaziz Miliki Penanganan Bagasi Canggih Sepanjang 34,6 Kilometer
Bandara Jeddah dilengkapi kompleks Terminal Haji dan Umroh di area seluas 230.000 meter persegi. Kompleks ini termasuk area check in, penanganan bagasi, kesehatan, transportasi publik dan lainnya.
Bandara ini memiliki empat terminal penumpang, di antaranya Terminal 1 yang mampu menampung 30 juta penumpang per tahun. Selain itu, terminal selatan, utara, dan Kompleks Terminal Haji dan Umroh. Bandara ini memiliki tiga runway.