Pesawat Airbus A319 yang dioperasikan Delta Airlines belum lama ini dikabarkan mendarat darurat. Hal itu dikarenakan pesawat dengan nomor penerbangan 1076 itu mendapat serangan badai yang membawa serta es (hujan es) secara tiba-tiba.
Baca juga: Dilanda Hujan Badai, Pesawat British Airways Alami Kebocoran di Ruang Kabin!
Padahal, beberapa waktu sebelum insiden itu terjadi, radar cuaca menunjukkan awan di sekitar pesawat dan airways Delta 1076 cukup bersahabat.
Washington Post melaporkan, kronologi insiden Delta Airlines itu bermula saat pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Palm Beach, Florida, Amerika Serikat (AS) pada pukul 4.03 sore. Pesawat dijadwalkan tiba di Bandara LaGuardia New York pada pukul 6.31 malam.
Dalam perjalanan, sebetulnya, radar cuaca telah mendeteksi adanya badai di sekitaran New Jersey yang notabene bertetangga dengan Kota New York. Badai di sekitaran langit New Jersey itu berada di ketinggian 40 ribu kaki dan membentuk seperti sebuah garis panjang yang terputus di tengahnya. Di bagian tengah itulah pesawat Delta melintas.
Pada pukul 6 sore lebih sedikit, cuaca secara drastis berubah. Dari semula radar memprediksi A319 Delta Airlines hanya akan menghadapi hujan dan petir dengan internsitas ringan, mendadak mendapat terjangan angin kencang dengan kecepatan 59 mph disertai hujan es sebesar 1,-1,5 inci, lebih dari cukup untuk merusak pesawat. Terjangan angin dari badai Pulse itu awalnya memang berada di langit Kota New York, sebelum akhirnya minggat ke langit Atlantik bagian tengah.
Beberapa saat berselang pasca melewati badai, pesawat Delta Airlines sedang berada di ketinggian sekitar 20-21 ribu kaki dan tengah melaju di kecepatan 415 mph melaporkan adanya kerusakan pada nose radome (moncong pesawat), radome seal, flight navigation system, serta airborne weather radar.
Lebih lanjut, juru bicara Delta Airlines mengungkap, badai disertai hujan es tambahan dalam perjalanan menuju Bandara Internasional John F. Kennedy (JFK) -untuk melakukan pendaratan darurat- juga telah merusakan komponen lainnya di sepanjang sayap dan ekor.
Baca juga: Pernah Dengar “Rain Gutter” di Pesawat? Jika Belum Simak di Sini
Pasca insiden tersebut, ia pun memastikan bahwa pesawat akan digrounded dalam beberapa pekan ke depan untuk menjalani reparasi. Meski tak ada korban jiwa maupun luka –karena pesawat mendarat dengan mulus- Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) dikabarkan telah melakukan penyelidikan.
Sebetulnya, sebelum mendapat izin produksi, pesawat lebih dahulu melewati serangkaian tes, termasuk test crash, seperti menabrak burung, serta tersambar petir. Dalam model pengetesan di fasilitas test crash, pesawat bisa melalui itu dengan baik. Namun, tidak demikian ketika hujan es sebesar 1-1,5 inci menyerang. Lagi pula, terjangan hujan es disebut sulit ditiru saat pesawat diuji.