Monday, November 25, 2024
HomeAnalisa AngkutanDiragukan Boeing, Bagimana Cara Airbus Bangun Tangki Hidrogen Kriogenik Pertamanya?

Diragukan Boeing, Bagimana Cara Airbus Bangun Tangki Hidrogen Kriogenik Pertamanya?

Boeing terus terang ragu dengan dipilihnya hidrogen sebagai bahan bakar berkelanjutan andalan di masa depan. Menurutnya, bahan bakar hidrogen membutuhkan tangki bahan bakar yang sangat besar melebihi pesawat. Namun hal itu tak membuat Airbus ragu. Pabrikan Eropa itu terus melanjutkan proyek pesawat hidrogen, dimulai dari tangki hidrogen kriogenik yang sedang dibangun.

Baca juga: Alasan Boeing Pesimis Hidrogen Sebagai Bahan Bakar: Tangki Bahan Bakar Lebih Besar dari Kabin

Di sela-sela gelaran Dubai Air Show pada tahun 2021, CSO Chris Raymond membeberkan alasan Boeing tidak menjadikan hidrogen sebagai bahan bakar bebas emisi di masa depan.

Menurutnya, sekilas hidrogen memang sangat menarik untuk dijadikan bahan bakar pesawat, termasuk juga kendaraan darat dan laut, di masa depan. Sebab, hidrogen lebih ringan dari bahan bakar fosil dan tidak menghasilkan emisi karbon melainkan hanya berupa uap air sebagai sisa pembakaran. Tak hanya itu, energi hidrogen juga 2,5 kali lebih besar per kilogram dari minyak tanah.

Tantangannya adalah, hidrogen tidak bisa langsung digunakan ketika diproduksi. Ia harus didinginkan dan dikompresi sebelum bisa dijadikan bahan bakar. Sudah begitu, tingkat kerapatannya yang payah membuat volume pesawat empat kali lebih banyak dibanding bahan bakar jet.

Karenanya, lanjut Chris, bahan bakar hidrogen membutuhkan sistem pendingin dan tangi penyimpanan bahan bakar yang besar. Saking besarnya, bukan tak mungkin tangki bahan bakar pesawat hidrogen lebih besar dibanding kabin penumpang, sesuatu yang agaknya tidak cukup efisien dari segi desain dan pada akhirnya bisa saja itu tidak begitu menarik untuk maskapai.

Karena sifatnya yang unik, bahan bakar hidrogen di pesawat membutuhkan tangki kriogenik untuk menjaga suhu hidrogen cair dikisaran -250 derajat celcius. Temperatur deep freeze membutuhkan material khusus, dinding yang lebih tebal, dan isolasi yang cukup di antara tumpukan silinder.

Airbus sendiri dilaporkan tengah membangun Pusat Pengembangan Tanpa Emisi (ZDEC) di Bremen, Jerman dan Nantes, Perancis. Itu nantinya akan menjadi pusat pengerjaan pembuatan tangki kriogenik bahan bakar hidrogen ZEROe Airbus.

Dalam laman resminya, Airbus mengatakan bahwa pembangunan ZDEC memerlukan waktu dan tak secepat kilat, mengingat butuh detail-detail berteknologi tinggi. Diperkirakan, itu baru bisa beroperasi penuh pada 2023. Setelah beroperasi penuh, tangki bahan bakar hidrogen cair diproyeksi rampung dan melakukan uji terbang perdana pada 2025.

Uji coba prototipe tangki kriogenik Airbus akan dilakukan pada pesawat uji ZEROe yang sudah beberapa kali mengemban misi itu.

“Ini adalah bukti nyata dari kerja sama tim di seluruh lokasi kami untuk melihat tank pertama ini diproduksi dengan sangat cepat. Metodologi yang gesit telah menghasilkan prototipe yang hebat dan akan membantu mendorong peningkatan dalam iterasi di masa mendatang. Kami ingin mengoptimalkan tank untuk efisiensi yang lebih besar dan mengurangi jejak lingkungannya lebih jauh,” jelas Head of Manufacturing of the ZEROe Aircraft and Head of Propulsion Industrial Architect, Chris Redfern.

“Lagipula, pesawat tanpa emisi harus sedekat mungkin dengan emisi nol sepanjang seluruh siklus hidupnya,” tutupnya, seperti dikutip dari Simple Flying.

Baca juga: 4 Tantangan Pesawat Berbahan Bakar Hidrogen, Nomor 1 Tak Terbayang

Menurut Airbus, fasilitas Bremen-nya itu telah memiliki pengalaman luas terhadap sistem hidrogen cair. Pihaknya sudah melalui banyak proyek serupa guna mendukung bisnis Defence and Space business and the Ariane space division. Fasilitas ini akan fokus pada instalasi sistem dan pengujian kriogenik (mempelajari temperatur sangat rendah) tangki.

Adapun fasilitas di Nantes, lanjut Airbus, memfokuskan diri dalam struktur logam yang digunakan di sekitar center wing box pesawat. Mereka akan bertanggung jawab untuk mengembangkan teknologi logam dan komposit untuk diintegrasikan ke dalam tangki hidrogen. Fasilitas ini akan didukung oleh para ahli engineering Nantes Technocentre.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru