Tuesday, November 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanDinilai Krusial Selamatkan Penerbangan, Berikut Empat Penyebab Hard Landing

Dinilai Krusial Selamatkan Penerbangan, Berikut Empat Penyebab Hard Landing

Bagi Anda yang kerap bepergian menggunakan pesawat, di beberapa momen, mungkin pernah mengalami pendaratan agak kasar atau hard landing. Sebagai orang awam, pendaratan tersebut tentu buruk dan tidak lebih baik dibanding pendaratan halus atau soft landing. Namun, bila ditelusuri lebih lanjut, penilaian tersebut tidak sepenuhnya benar.

Baca juga: Hard Landing Vs Soft Landing, Mana Lebih Baik?

Dalam kondisi normal, soft landing memang menjadi idaman bagi setiap pilot, bukan hanya penumpang. Bahkan, sudah menjadi sebuah keharusan dan keniscayaan untuk melakukan pendaratan halus dalam kondisi tersebut.

Sebaliknya, dalam kondisi tidak normal, soft landing belum tentu menjadi sebuah keharusan. Justru sebaliknya, hard landing dipandang menjadi opsi terbaik pilot untuk mendaratkan pesawat dengan aman.

Namun, hard landing tidak serta merta dilakukan begitu saja. Perlu didukung beberapa faktor, seperti ban tidak boleh dalam keadaan terlalu keras atau overload dan sebaliknya, tidak boleh pula terlalu kempes atau under-inflated. Selain itu, tentu saja pilot harus berpengalaman untuk melakukan teknik pendaratan tersebut dalam berbagai kondisi. Bila tidak, suatu hal buruk mungkin akan terjadi.

Terlepas dari hal itu, sebetulnya, apa saja penyebab pilot memutuskan pendaratan hard landing? Dilansir Simple Flying, berikut empat penyebab umum pilot mengambil opsi hard landing.

1. Runway pendek

Ketika mendarat di runway pendek, lebih cepat mendarat di zona touchdown tentu lebih baik. Selain itu, pendaratan hard landing juga bisa berarti positif landing. Sebab, dengan hard landing, pengereman pesawat akan lebih maksimal.

2. Hujan dan genangan air di runway

Permukaan runway basah atau tergenang air akibat hujan lebat; termasuk bersalju, serta dipenuhi pasir (biasanya di wilayah padang pasir), hard landing menjadi salah satu teknik pendaratan yang dianjurkan. Hal itu guna menghindari hilangnya gesekan antara ban dengan permukaan runway. Sebab, bila gesekan antara keduanya hilang, maka pesawat akan mengalami hydroplaning atau selip ban dan menyebabkan proses pengereman menjadi sangat tidak maksimal.

Baca juga: Landing atau Divert? Inilah Delapan Cara Pilot Terbang dengan Aman

3. Angin kencang

Angin kencang di sekitar runway membuat proses pendaratan jadi lebih sulit, dimana pesawat dibuat terombang-ambing karenanya. Dalam kondisi ini, biasanya pilot tak memiliki banyak pilihan kecuali melakukan hard landing, dimulai dengan perubahan rate of descent atau perubahan ketinggian yang cukup signifikan, semata agar pesawat mendarat di zona touchdown atau sekalipun meleset, jaraknya tak terlampau jauh.

4. Desain runway

Desain runway, seperti runway pendek, miring, serta bergelombang, turut menjadi penyebab mengapa pilot memilih hard landing. Selain itu, pesawat juga harus mendarat di zona touchdown secepat mungkin agar memiliki jarak maksimum pengereman.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru