Punya bentuk futuristik, kapal ferry berdesain katamaran ini saban hari melayari Selat Channel yang menghubungkan antara Inggris dan Perancis. Inilah kapal ferry HSC Condor Rapide yang dioperasikan Condor Ferries sejak tahun 2010. Meski saat ini berfungsi sebagai kapal ferry yang menjalani rute reguler, namun siapa sangka, bahwa kapal ferry berbobot 1.250 ton ini, pernah punya kenangan tersendiri di Indonesia.
Baca juga: Kapal Ferry Cepat Milik Operator Cina Punya Bodi Ramping, Cepat dan Hemat Bahan Bakar
Kilas balik ke zaman jejak pendapat di Timor Leste (d/h Timor Timur) di tahun 1999, terjadi kesibukan luar biasa di Dermaga Pelabuhan Dili. Kala itu terjadi mobilisasi kekuatan besar-besaran dari militer Australia yang menjadi pentolan INTERFET (International Force for East Timor). Dan guna mendukung mobilisasi pasukan dan logistik Australia ke Timor-Timur, selain menggukan jalur udara, rupanya juga dilakoni lewat jalur laut.
Lewat jalur laut, salah satunya menggunakan jasa HMAS Jervis Bay. Di masa penuh ketegangan hubungan antara Indonesia-Australia, kehadiran HMAS Jervis Bay terlihat mencolok, pasalnya kapal ini punya tampilan tidak lazim kala itu. Boleh dikata, tidak ada yang mampu menandingi ‘keunikan’ HMAS Jervis Bay diantara lalu lalang kapal sipil dan militer di Perairan Dili saat itu.
Dikutip dari Indomiliter.com, HMAS Jervis Bay (AKR 45) beberapa kali muncul di layar televisi nasional (TVRI) dan terasa lekat dalam benak ingatan orang-orang saat itu, maklum dua tahun sebelum jejak pendapat di Timor Timur, meluncur film James Bond – Tommorow Never Dies (1997) yang memperlihatkan ikon kapal stealth katamaran milik tokoh antagonis Elliot Carver. Sudah barang tentu HMAS Jerves Bay bukan kapal yang punya kemampan siluman, HMAS Jervis bay juga bukan kapal kombatan, melainkan asasi dari kapal berbobot 1.250 ton ini adalah wahana angkut pasukan dan logistik.
Berbeda dengan status kapal perang Australia pada umumnya, HMAS Jervis Bay memang ‘didatangkan’ khusus untuk menunjang misi militer Australia di Timor Timur. Dari sumber Australian War Memorial, disebutkan HMAS Jervis Bay baru masuk struktur kekuatan AL Australia pada Mei 1999. Karena didatangkan untuk mendukung misi khusus, AL Australia tidak membeli kapal ini, melainkan hanya menyewa dengan nilai Aus$16 juta. Pun setelah operasi lintas laut ke Timor Timur dirasa sukses, kapal ini dikembalikan ke pemiliknya, yaitu manufaktur pembuat kapal asal Hobart, Tasmania – INCAT.
HMAS Jervis Bay punya panjang lambung 88,6 meter, lebar 26 meter dan draught 3,6 meter, kapal ini sanggup membawa 500 pasukan infanteri berikut perlengkapan dan kendaraan tempur ringan. HMAS Jerves Bay ditenagai 4 × Ruston 20RK270 medium-speed diesels dan 4 × Lips waterjets, menjadikan kapal ini dapat melaju dengan kecepatan 48 knots (89 km per jam). Dengan kapasitas bahan bakar penuh, kapal futuristik ini dapat menjelajah sampai 1.900 km.
Selama dua tahun melayani rute Darwin – Dili, HMAS Jervis Bay dengan 20 awaknya telah mencapai 107 trip dan menghantarkan total 20.000 penumpang, 430 kendaraan dan 5.600 ton bahan logistik. Dikenal sebagai kuda beban yang sangat diandalkan pada masa itu, kemudian HMAS Jervis Bay mendapatkan nickname “Dili Express.”
Baca juga: Kapal Ferry Berbahan Aluminium Berkecepatan Tinggi Buatan Filipina Tiba di Norwegia
Pada tahun 2002, kapal ini dilayarkan ke Eropa secara ferry, dan dioperasikan sebagai kapal angkut ferry oleh perushaan Speed Ferries yang melayani rute di Laut Mediterania. Status terakhirnya kini eks HMAS Jervis Bay dioperasikan oleh Condor Ferries dengan menyandang nama HSC Condor Rapide yang melayani rute Channel Islands – Saint-Malo.