Direktur Utama (Dirut) PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Mochammad Yana Aditya, mengungkapkan agar Kementerian BUMN kelak melakukan riset terkait retrofit bus listrik. Ini dianggap mempercepat komitmen Indonesia mencapai bebas emisi karbon di tahun 2060. Menariknya, hal itu disampaikan dihadapan pimpinan PT Kendaraan Listrik Indonesia (KLI) sebagai agen pemegang merek Skywell.
Baca juga: TransJakarta Mulai Opersikan 30 Armada Bus Listrik di 4 Rute
Mula-mula Yana menyampaikan perihal penandantanganan kerja sama layanan angkutan umum bus listrik dengan Perum PPD, yang merupakan bagian dari 100 bus listrik yang direncanakan beroperasi pada tahun ini.
Dirut yang sempat dicopot oleh Menteri BUMN Erick Thohir dari posisi Dirut PT Perikanan Nusantara (Persero) itu kemudian mengungkapkan jumlah armada Perum PPD baik konvesional maupun bus listrik.
Yana lanjut melaporkan bahwa pihaknya memiliki rencana jangka panjang terkait pengoperasian bus listrik sampai tahun 2030. Di tahun tersebut, Transjakarta akan mengoperasikan 10.047 unit bus listrik. Saat ini, rencana tersebut sudah dimulai dan pengoperasian bus listrik Transjakarta dilakukan secara bertahap sampai di tahu 2030.
Rencana jangka panjang tersebut disebutnya tentu saja membutuhkan dukungan dari banyak pihak, terutama Kementerian BUMN.
“Tentu membutuhkan Kementerian BUMN, Pak Wamen (BUMN II), selain dari Damri mungkin nanti merger dengan Perum PPD sebagai operator kami membutuhkan dukungan dari BUMN yang lain, dari PLN, mungkin INKA untuk bus listrik,” jelas Yana, dalam acara Seremonial Kerjasama Layanan Angkutan Umum Bus Listrik Skywell dengan Perum PPD, Rabu (28/12/2022).
Sampai di sini, Yana mengundang INKA agar kelak menguji coba lagi bus listrik buatannya, yang belakangan sudah dipakai dalam gelaran G20 di Bali beberapa waktu lalu. Dengan catatan, agar bus listrik buatan Inka tersebut yang terkategori high tech agar jajaran bus listrik Transjakarta bisa terus bertambah.
Barulah setelahnya, Dirut Yana mengusulkan agar Kementerian BUMN melakukan riset terkait retrofit bus listrik dihadapan Wakil Menteri II Kementerian BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.
“Barangkali Kementerian BUMN berkenan perlu juga ada riset terkait dengan retrofit. Jadi untuk mempercepat komitmen negara Indonesia untuk net zero emmission ini,” jelas Yana.
“Kalau kita hanya membeli dan membuat kan ada waktu. Tapi kalau ada operator misalnya Damri dan PPD juga ada bus makin bagus mesinnya kita ganti dengan mesin listrik saya kira ini akan bisa lebih cepat proses,” tambahnya.
Baca juga: PT INKA Punya Bus Listrik dan Kini Diuji Coba di Jakarta oleh PT TransJakarta
Dengan turun tangannya Kementerian BUMN dalam melakukan riset retrofit bus listrik, ia berharap transportasi di Jakarta bisa didukung oleh banyak pihak agar pelayanan transportasi di Jakarta bisa lebih baik.
Retrofit sendiri bukan barang baru di sektor transportasi. Di sektor transprotasi udara, misalnya, retrofit marak dilakukan beberapa perusahaan. Retrofit sendiri adalah penambahan teknologi atau fitur baru pada sistem lama untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan proses kerja menjadi lebih optimal.