Seorang pramugari dari maskapai El Al Israel Airlines dikabarkan mengalami koma setelah sebelumnya didiagnosis menderita campak. Pramugari berusia 43 tahun ini dirawat di rumah sakit setelah tim dokter yang menangani kasusnya mengatakan bahwa wanita malang ini menderita ensefalitis atau radang otak – komplikasi virus yang berpotensi mematikan. Padahal, pramugari ini dinyatakan berada dalam kondisi sehat sebelum ia terjangkit campak.
“Ia mengalami koma selama kurang lebih 10 hari, dan sekarang kami hanya mampu mengupayakan yang terbaik untuk dirinya,” ujar Dr. Itamar Grotto, Asociate Director General dari Kementerian Kesehatan Israel, dikutip KabarPenumpang.com dari laman cnn.com (17/4/2019). Adapun pramugari ini dirawat di rumah sakit setelah terserang demam tinggi pada 31 Maret 2019 kemarin.
Salah satu pejabat kesehatan Israel mengatakan wanita itu mungkin telah terinfeksi campak di New York, Israel atau penerbangan antara kedua lokasi tersebut, dimana kedua kota sedang mengalami wabah campak aktif. Meski demikian, tidak ada penumpang lain yang tampaknya menderita campak.
Di Israel sendiri, Dr. Itamar Grotto mencatat sudah ada 3.920 kasus campak yang terjadi pada rentang waktu bulan Maret hingga 11 April 2019 kemarin. Sementara itu di Amerika Serikat sendiri, tercatat ada kurang dari 1.000 kasus campak dalam periode waktu yang sama. Lalu mengutip dari catatan World Health Organization (WHO), Eropa mengantungi jumlah kasus campak di angka 34.383 dalam rentang waktu April 2018 hingga April 2019.
Dalam catatan yang berbeda, WHO mengantungi lebih dari 112.000 kasus campak yang tersebdar di 170 negara pada tahun 2019 ini. Kuat dugaan, membengkaknya angka penderita campak ini dilatabelakangi oleh penolakan yang dilakukan oleh kelompok anti vaksin.
Baca Juga: Diterjang Bau Kentut, Tiga Awak Kabin Tumbang
Dikabarkan, pramugari yang identitasnya disamarkan ini telah mendapatkan vaksin campak saat masih anak-anak, tapi hanya menerima satu dosis. US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah merekomendasikan bahwa semua anak mendapatkan dua dosis vaksin campak, gondok dan rubela (MMR) sejak tahun 1989. Hal tersebut dipercaya dapat memberikan perlindungan sampai 97 persen terhadap virus campak. Satu dosis vaksin MMR juga setara dengan 93 persen perlindungan efektif terhadap campak.