Aksi teror di dunia penerbangan kembali terjadi. Kali ini menimpa sebuah pesawat Air France A330 di Bandara Pointe-Noire, Republik Kongo, Afrika. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun, peristiwa tersebut sempat menunda proses evakuasi warga negara Perancis di Republik Kongo dan Republik Afrika Tengah selama kurang lebih 24 jam. Belum jelas evakuasi tersebut terkait hal apa, namun, sebuah sumber menyebut bahwa evakuasi terkait virus Cina yang mulai merebak di kedua negara tersebut.
“Penerbangan (dari Bandara Pointe-Noire) yang semula dijadwalkan pada pukul 10:00 ditunda selama 24 jam untuk memungkinkan pesawat pengganti dan awak diangkut dari Paris CDG. Pelanggan telah diperingatkan dan dirawat oleh tim lokal kami. Keselamatan pelanggan dan kru kami adalah prioritas utama kami,” seperti dikutip dari Twitter resmi maskapai @Afnewsroom.
Seperti dilaporkan airlive.net, setelah berhasil lepas landas pada 11 April dari Paris Roissy-Charles de Gaulle, Perancis, Airbus A330 dengan nomor penerbangan AF373V dilaporkan mendarat mulus di Bandara Pointe-Noire, Rebuplik Kongo, Afrika. Tak lama setelah itu, pada pukul 8 malam waktu setempat, seorang oknum polisi yang bertugas di bandara kemudian melakukan dua tembakan ke arah pesawat. Satu peluru berhasil menembus pinggang pesawat, tepatnya di bagian bawah sebelah kanan, tak jauh dari sayap pesawat.
Adapun satu tembakan lainnya meleset ke landasan dan pantulannya hanya berhasil membuat lambung A330-200 dengan kode resgistrasi F-GZCK tersebut sedikit tergores. Meski dilaporkan hanya melepaskan dua tembakan, nyatanya, dalam video yang dilihat KabarPenumpang.com, setidaknya terdapat empat proyektil peluru, dimana tiga proyektil peluru berada tepat di bawah lambung pesawat, tak jauh dari titik goresan, sedangakan satu proyektil lainnya terletak agak jauh, tepatnya di bagian pinggang pesawat sebelah kiri, tak jauh dari sayap sebelah kiri. Berdekatan dengan satu proyektil tersebut, juga ditemukan satu magazine. Bila dilihat dari proyektil dan magazine, oknum polisi tersebut diduga menggunakan senapan serbu AK-47.
Setelah kejadian tersebut, pihak berwenang setempat dengan sigap langsung menangkap pelaku. Kala itu pelaku diduga mabuk dan menembakkan senjatanya ke arah pesawat. Namun, proses penyelidikan masih terus berlangsung.
Merespon kejadian tersebut, tak lama berselang Air France mengirimkan pesawat pengganti Boeing 777-200. Menurut Aeronews, selain memuat awak kabin, pesawat tersebut juga mengangkut tim teknisi untuk membantu proses perbaikan Airbus A330 yang rusak.
Baca juga: Sejak 1973, Iran, Rusia dan AS Ternyata Pernah Menghantam Pesawat Penumpang dengan Rudal
Setelah 777-200 tiba di Point-Noire, pesawat setidaknya akan menjemput 100 warga negara Perancis untuk kemudian melajutkan penerbangan ke Bangui, Republik Afrika Tengah, untuk menjemput 120 warga negara Perancis lainnya, sebelum akhirnya terbang kembali ke Perancis dengan total 220 penumpang.
Airbus A330-200 milik Air France sendiri secara kapasitas, mampu menampung 224 penumpang dalam konfigurasi tiga kelas, 36 di kelas bisnis, 21 di kelas ekonomi premium, dan 167 di kelas ekonomi. Dengan total 220 penumpang yang diselamatkan dari Pointe-Noire dan Bangui, tentu A330-200 menjadi pesawat ideal dalam misi penyelamatan warga negara Perancis tersebut. Namun, dengan adanya pergantian menjadi 777-200 yang notabene memiliki 280 kursi, mungkin beberapa penumpang akan memiliki ruang ekstra karena bangku kosong di samping kiri atau kanan mereka.