Saturday, October 26, 2024
HomeBandaraDi Lokasi Ekstrim, Pulau Saint Helena di Atlantik Selatan Punya Bandara Internasional

Di Lokasi Ekstrim, Pulau Saint Helena di Atlantik Selatan Punya Bandara Internasional

Sebuah bandara yang terletak di pulau bersejarah menyambut pendaratan perdananya beberapa waktu yang lalu. Lokasinya memang terbilang ektrim, pasalnya terletak di Atlantik Selatan, yang dari Ibu Kota Brasil, Rio de Janeiro berjarak 4.000 km, inilah Pulau Saint Helena, lokasi yang diyakini sebagai tempat meninggalnya Napoleon Bonaparte, Kaisar Perancis yang namanya sangat mahsyur.

Baca Juga: Igor Sikorsky, Kini Jadi Nama Bandara di Dua Negara

Sebagaimana yang dihimpun KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, bandara yang dioperasikan oleh Lanseria Airport ini menerima penerbangan komersil pertama nya pada Sabtu, 14 Oktober 2017. Saint Helena sendiri merupakan sebuah pulau Atlantik Selatan di lepas pantai Afrika. Sebelum hadirnya bandara ini, Saint Helena sebelumnya hanya dapat diakses dengan menggunakan perahu. Bahkan Royal Mail Ship membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 1 minggu untuk tiba dari Cape Town, Afrika.

Sumber: theatlantic.com

Pendaratan perdana di bandara ini dilakukan oleh SA Airlink, yang bertolak dari Johannesburg dan memakan waktu sekitar enam jam perjalanan udara, termasuk transit di Windhoek, ibu kota Namibia. Hadirnya bandara baru ini diharapkan dapat menyerap lebih banyak lagi wisatawan ke wilayah yang masuk ke dalam pemerintahan Inggris ini. Melihat dari sisi sejarahnya, tentu Saint Helena memiliki potensi wisata yang sangat besar.

Sebenarnya, peresmian Bandara Saint Helena ini pada awalnnya akan dilakukan pada bulan Mei 2016 silam, namun rencana tersebut dibatalkan karena pesawat Comair Boeing 737 yang tengah melakukan uji coba penerbangan di bandara tersebut diterjang angin yang sangat kencang. Ini sedikit banyaknya dipengaruhi oleh letak landas pacu bandara sendiri yang berada di atas gunung dan berjarak hanya 300 meter dari tepi laut.

Sumber: theatlantic.com

Kekuatan angin di sekitaran bandara Saint Helena akhirnya menyebabkan pembatalan seremoni potong pita yang akan dilakukan oleh Prince Edward, putra bungsu dari Ratu Elizabeth II. Ternyata pembatalan peresmian tersebut juga memegang andil dalam pemberian julukan “bandara paling tidak berguna di dunia”.

Akhirnya, penggunaan pesawat untuk menjangkau bandara ini pun turut mengalami perubahan. Kini, setelah melakukan uji coba selama kurang lebih satu tahun, bandara ini dinyatakan aman untuk pesawat yang berukuran kecil, seperti Embraer E190 yang diketahui mampu membawa penumpang yang tidak terlalu banyak.

Baca Juga: Yasser Arafat International Airport, Saksi Bisu Kekejaman Militer Israel

Pada pendaratan pertamanya, ratusan penduduk asli pulau tersebut memenuhi sekitaran bandara untuk menyaksikan pendaratan bersejarah jet Embraer E190 yang membawa 60 penumpang tersebut. “Bandara ini akan menghubungkan kami dengan dunia dan membuka kesempatan bagi warga lokal untuk mendunia,” kata Niall O’Keeffe, orang yang bertanggung jawab atas pembangunan ekonomi di pulau tersebut. “Ini akan menjadi gerbang bagi para turis dan kita bisa mendapatkan standar hidup yang lebih baik,” imbuh Gubernur Saint Helena, Lisa Phillips.

Namun, jika Anda berniat untuk mengunjungi Saint Helena, Anda perlu merogoh kocek yang tidak sedikit untuk terbang ke sini. Penerbangan mingguan dari Johannesburg dibanderol dengan harga USD$1.350 pulang pergi. Cukup mahal bukan? Namun harga tersebut akan terbayarkan dengan pemandangan dan unsur sejarah kental yang disajikan oleh pulau Saint Helena.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru