Perubahan iklim secara langsung membawa beragam anomali pada cuaca, dan dinamika cuaca tentu membawa pengaruh pada layanan jasa penerbangan. Sebut saja intensitas hujan yang kini menjadi tak jelas, bisa saja muncul hujan deras meski tak lagi masuk musim hujan. Berangkat dari kasus di atas, ada warganet yang bertanya, sampai hujan sederas apa yang membuat penerbangan harus atau terpaksa dibatalkan demi keselamatan?
Baca juga: Lawan Cuaca Buruk, Pesawat WestJet Tergelincir di Landas Pacu
Faktanya, pesawat modern saat ini sudah dilengkapi dengan avionik canggih yang memungkinkannya beroperasi dengan aman dalam curah hujan ringan hingga sedang. Hujan saja biasanya tidak menimbulkan ancaman signifikan terhadap kemampuan pesawat untuk terbang atau lepas landas.
Sayap dan mesin pesawat masa kini bekerja sama untuk menghasilkan gaya angkat, yaitu gaya yang menggerakkan pesawat ke atas dari permukaan tanah. Proses ini umumnya tidak terhalang oleh hujan, sehingga pesawat dapat lepas landas dan terbang meski sedang hujan.
Mayoritas hujan terjadi di tingkat atmosfer yang lebih rendah, jadi begitu pesawat mencapai ketinggian jelajah, biasanya sekitar 35.000 kaki, sering kali ketinggian tersebut berada di atas sistem cuaca yang menghasilkan hujan.
Namun, ada situasi di mana hujan deras dapat mempengaruhi operasional penerbangan. Jika hujan disertai badai petir, angin kencang, atau fenomena cuaca buruk lainnya, pesawat dapat menjadi tidak aman untuk terbang.
Hujan yang sangat deras dapat mengganggu jarak pandang pilot, dan jika hujan terlalu deras, hal ini juga dapat menyebabkan mesin pesawat mati, meskipun biasanya pilot dapat menyalakannya kembali. Hujan beku (hujan es) menghadirkan tantangan lain, karena dapat membekukan saat bersentuhan dengan pesawat, sehingga berpotensi menyebabkan berkurangnya daya angkat jika tidak dikelola dengan baik.
Terkait pembatalan penerbangan, tidak ada jumlah curah hujan universal yang secara otomatis membuat pesawat tidak bisa terbang. Namun, hujan es di atas 50 mm umumnya dianggap cukup untuk menghentikan sebagian besar penerbangan karena potensi kondisi landasan pacu yang licin dan perlunya penghilangan lapisan es pada pesawat. Keputusan pembatalan penerbangan karena hujan dilakukan berdasarkan intensitas curah hujan dan kondisi cuaca terkait.
Jadi, meski pesawat cukup mampu terbang di tengah hujan, pilot, air traffic control (ATC) dan maskapai penerbangan selalu mengutamakan keselamatan. Mereka mengandalkan kombinasi data cuaca, teknologi pesawat terbang, dan keahlian pilot untuk membuat keputusan yang tepat mengenai apakah akan melanjutkan penerbangan saat kondisi hujan. Yakinlah bahwa jika Anda dijadwalkan untuk terbang dan langit terbuka, penerbangan Anda hanya akan lepas landas jika aman untuk melakukannya.
Terjang Hujan Es, Airbus A330-300 Saudia Rusak Parah Saat Mendarat di Jeddah