Monday, November 25, 2024
HomeDaratDi Inggris, Penyandang Disabilitas Tak Terlayani dengan Baik di Stasiun dan Kereta

Di Inggris, Penyandang Disabilitas Tak Terlayani dengan Baik di Stasiun dan Kereta

Penumpang dengan keterbatasan tubuh atau disabilitas kerap kali tak mendapat hak yang sama dengan penumpang umum lainnya. Bahkan penyandang disabilitas kesulitan menggunakan mesin tiket dan toilet ramah disabilitas yang kurang di dalam gerbong kereta.

Baca juga: Lantaran Tak Diberikan Kursi Roda, Penumpang Disabilitas Alami Patah Tulang Saat Ke Toilet

Selain itu perilaku antisosial dari penumpang lain dan beberapa masalah lainnya kerap kali dirasakan penyandang disabilitas.  Hal ini kemudian membuat City Charity Scope di Inggris untuk mensurvei penyandang disabilitas terkait fasilitas yang diberikan Departemen transportasi di stasiun maupun gerbong kereta api. Survei yang ditanyakan kepada para penyandang disabilitas hasilnya ialah bahwa mereka mendapat masalah dalam perjalanan kereta api dimana 37 persen mengatakan pengumuman dalam gerbong tidak jelas.

Sebanyak 29 persen mengaku berada dalam kereta yang toiletnya tidak bisa digunakan oleh penyandang disabilitas. Kepala Kebijakan City Charity Scope, James Taylor mengatakan, masalah seperti wahana yang sulit diakses, layanan pelanggan yang buruk dan kurangnya informasi dapat membuat penyandang disabalitas sulit untuk bekerja, bersosialisasi dan hidup mandiri.

“Yang mengkhawatirkan, penelitian ini telah menemukan setengah dari orang-orang cacat mengantisipasi mengalami masalah sebelum itu terjadi ketika menggunakan jaringan kereta api,” ujar Taylor.

Adapula 31 persen penumpang disabilitas yang pernah mengalami perilaku antisosial atau diskriminatif dari penumpang lainnya seperti tanggapan agresif setelah meminta kursi prioritas. Beberapa mengatakan persepsi “hierarki” kebutuhan dalam hal prioritas tempat duduk di kereta seringkali berada di belakang konflik semacam itu, dengan mereka yang memiliki disabilitas yang kurang terlihat kadang-kadang dianggap kurang membutuhkan.

Dilansir KabarPenumpang.com dari laman theguardian.com (8/7/2019), karena masalah seperti stasiun yang tidak dapat diakses dan kurangnya tempat duduk prioritas di kereta, banyak penumpang penyandang disabilitas mengatakan mereka juga harus merencanakan perjalanan dengan cermat. Hal ini dilakukan dengan bepergian pada waktu yang tidak sibuk, memesan di awal dan memastikan mereka menyisakan cukup waktu untuk memungkinkan antisipasi kejadian yang tidak direncanakan seperti seperti menghadapi lift yang rusak.

Meskipun 20 persen responden mengatakan mereka memesan bantuan penumpang terlebih dahulu sebelum bepergian dengan kereta, layanan ini tidak tersedia di beberapa stasiun dan secara keseluruhan kesadarannya rendah. Beberapa penumpang juga melaporkan masalah aksesibilitas di stasiun, dengan satu tantangan adalah jumlah tiket fisik, termasuk slip reservasi kursi, yang diperlukan untuk perjalanan.

Penyandang disabilitas lain mengatakan bahwa jika konter tiket ditutup, mesin otomatis bisa menyulitkan bagi pengguna kursi roda atau mereka yang memiliki kekurangan, disleksia, ketidakmampuan belajar atau gangguan penglihata.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 dan ada lebih dari 1.550 responden, yang memiliki berbagai kecacatan termasuk kondisi kesehatan mental, masalah mobilitas dan penglihatan atau gangguan pendengaran.

“Kami sangat menyadari kesulitan yang dihadapi oleh penumpang cacat menggunakan kereta api kami, dan kami bekerja keras untuk memberikan peningkatan yang dibutuhkan. Karena penelitian ini dilakukan lebih dari dua tahun lalu, strategi transportasi inklusif kami telah memberikan akses bebas langkah di sekitar 1.500 stasiun,” ujar Departemen Transportasi.

Pada hari Senin (8/7/2019), departemen mengumumkan akan menghabiskan tambahan £20 juta untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penumpang kereta api penyandang disabilitas.

Baca juga: Bepergian Sendiri, Penyandang Disabilitas ini Dilarang Mengudara oleh Hong Kong Airlines!

“Sangat positif bahwa pemerintah menanggapi masalah ini dengan serius dengan menempatkan dana untuk membuat jaringan kereta api lebih mudah diakses oleh orang-orang cacat. Namun, pekerjaan lebih lanjut diperlukan dari pemerintah, perusahaan transportasi dan kelompok penumpang untuk memastikan orang-orang cacat dapat memiliki tingkat layanan yang sama dengan orang lain,” tambah Taylor.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru